Sumber: Bloomberg | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - NEWYORK. Berbagai cara diterapkan untuk mengurai kemacetan di berbagai kota besar. Terbaru, pemerintah kota New York mulai memberlakukan tarif khusus untuk mengurai kemacetan dan menekan tingkat polusi udara.
Pengemudi yang memasuki beberapa bagian Manhattan akan dikenakan biaya US$ 9 selama jam sibuk. Cara ini juga sudah diterapkan di London, Stockholm, dan Singapura yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan terburuk di dunia.
Inisiatif ini akan menghasilkan US$ 15 miliar bagi Otoritas Transportasi Metropolitan, badan yang mengelola jalur kereta bawah tanah dan kereta komuter.
"Kami melakukan sesuatu untuk mengatasi kenyataan bahwa kemacetan merugikan kota kami dan menghabiskan waktu dan uang warga, bahwa kami melindungi kepentingan warga New York dari sudut pandang kesehatan," kata Janno Lieber, Kepala Eksekutif MTA, pada Jumat malam waktu setempat.
Tiffany-Ann Taylor, Wakil Presiden Transportasi di Regional Plan Association menyebut New York dapat menjadi model untuk mengembangkan sumber pendapatan tambahan untuk angkutan umum.
Penerapan tarif kemacetan ini diberlakukan setelah Pengadilan mengijinkan aturan ini berlaku. Namun sayangnya, peluncuran ini juga menimbulkan pertikaian politik selama bertahun-tahun dan sejumlah tantangan hukum.
"Kami akan terus berjuang melawan skema yang tidak adil dan tidak populer ini." Federal Highway Administration menghadapi tenggat waktu 17 Januari untuk mengajukan informasi tambahan tentang upaya untuk mengurangi potensi dampak rencana tol terhadap lalu lintas dan polusi di Garden State.
Baca Juga: Trump Gagal Batalkan Hukuman Kasus Uang Tutup Mulut dengan Alasan Kekebalan
Pada bulan November, Presiden terpilih Donald Trump menyebut biaya tersebut sebagai "pajak regresif" dan mengatakan bahwa "hampir mustahil" bagi New York City untuk bangkit kembali jika penetapan harga kemacetan berlaku.
Menurut Brad Lander, Pengawas Keuangan Kota New York, Trump mungkin akan meminta peninjauan lingkungan yang lebih lama atas program tersebut melalui gugatan hukum atau mencari cara untuk menghentikan tol melalui tindakan administratif.
Penetapan harga kemacetan telah menempuh jalan yang panjang dan berliku sejak diusulkan pada tahun 2007 oleh Wali Kota saat itu Michael Bloomberg, pendiri Bloomberg News, Bloomberg LP. Anggota parlemen negara bagian perlu menyusun undang-undang untuk memulai proses yang penuh dengan siklus pertimbangan dan persetujuan, yang akhirnya menyetujui konsep tersebut pada tahun 2019.
Para penggemar angkutan umum, pendukung lingkungan, dan beberapa kelompok bisnis menyoroti tujuan program untuk meningkatkan jumlah penumpang angkutan umum, mengurangi polusi udara, dan mengurangi lalu lintas di salah satu wilayah perkotaan terpadat di dunia.
MTA akan menggunakan pendapatan yang diperoleh dari kendaraan yang bepergian ke selatan 60th Street ke kawasan pusat bisnis untuk memperluas kereta bawah tanah Second Avenue ke Harlem, memodernisasi sinyal kereta dari tahun 1930-an, dan membuat lebih banyak stasiun dapat diakses.
Sekitar 1,3 juta orang menggunakan transportasi umum ke distrik tersebut untuk bekerja dibandingkan dengan 143.000 orang yang berkendara, menurut MTA.
Baca Juga: Total Kekayaan 500 Miliarder Dunia Mencapai US$ 10 Triliun di 2024
Namun, beberapa pejabat terpilih di New York dan New Jersey memperingatkan biaya baru tersebut akan merugikan usaha kecil di zona tol dan membebani warga mereka.
“Mungkin lebih sedikit mobil dan truk akan melewati selatan jalan ke-60 di Manhattan, yang mungkin membantu beberapa orang kaya yang tinggal di Manhattan bagian bawah, tetapi bagaimana dengan orang-orang di sini di New Jersey utara?”
Mobil penumpang denganE-ZPass akan membayar US$ 9 sekali sehari untuk memasuki area tol selama jam sibuk, tetapi akan menerima kredit antara US$ 1,50 dan US$ 3 jika pengendara sudah membayar tol di terowongan tertentu menuju Manhattan. Truk yang lebih kecil dengan E-ZPass akan membayar US$ 14,40 setiap kali mereka memasuki distrik tersebut selama jam sibuk, dengan kredit melintasi terowongan sebesar US$ 3,60 hingga US$ 7,20.
Penumpang kendaraan sewaan seperti Uber dan Lyft akan membayar biaya per perjalanan sebesar US$ 1,50 sementara penumpang taksi akan membayar biaya 75 sen.
Jika penetapan harga kemacetan ditunda lagi atau dihentikan, defisit anggaran modal gabungan MTA akan membengkak hingga hampir US$ 50 miliar. Pada akhirnya, anggota parlemen perlu meningkatkan pungutan yang ada atau membuat pungutan baru untuk mengumpulkan puluhan miliar yang diperlukan guna memperbarui sistem angkutan yang telah terabaikan selama bertahun-tahun.