kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Varian Delta menyapu Asia, infeksi di Australia dan Korsel rekor!


Sabtu, 03 Juli 2021 / 06:45 WIB
Varian Delta menyapu Asia, infeksi di Australia dan Korsel rekor!


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL/SYDNEY. Virus corona varian Delta yang sangat menular melonjak di seluruh Asia minggu ini. Jumlah infeksi di Australia dan Korea Selatan mencapai rekor. Kondisi ini mendorong beberapa negara untuk memperketat pembatasan dan mempercepat vaksinasi.

Melansir Reuters, varian yang pertama kali terdeteksi di India pada Desember tahun lalu itu, kini telah menyebar ke sekitar 100 negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini memperingatkan bahwa varian Delta bisa segera menjadi bentuk virus yang dominan. Hal ini juga yang mendorong lonjakan kasus di Jepang, sehingga membuat acara Olimpiade bulan ini menjadi suram.

Pada Jumat (2/7/2021), negara bagian New South Wales Australia, yang paling padat penduduknya, melaporkan kenaikan harian terbesar dalam kasus baru sepanjang tahun ini. Total kasus di negara bagian dalam wabah terbaru telah mencapai 200, mayoritas disebabkan oleh varian Delta.

Sydney, rumah bagi seperlima dari 25 juta penduduk negara itu, sedang menjalani penguncian selama dua minggu untuk menahan wabah itu, yang telah mengkhawatirkan pihak berwenang di tengah upaya vaksinasi nasional yang lamban. 

Baca Juga: Varian Delta kian menyebar, negara-negara perketat perbatasan dan percepat vaksinasi

"Saya pikir vaksin pasti akan mengurangi penyakit, itu pasti akan mengurangi rawat inap. Tapi kita pasti akan memiliki virus yang beredar di masyarakat yang menyerang orang-orang yang tidak divaksinasi," kata Profesor Jill Carr, ahli virus dari College of Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat di Flinders University.

Australia, seperti beberapa negara lain di Asia, telah berjuang untuk menggalakkan program vaksin karena keberhasilan awal dalam mengatasi pandemi menyebabkan banyak warga yang meragukan vaksin, dan produsen lambat mengirimkan dosis.

Baca Juga: Tanda-tanda Covid-19 akibat virus corona Delta, berbeda dengan saat awal pandemi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×