kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Varian Delta sudah menjadi virus paling dominan di Amerika


Kamis, 08 Juli 2021 / 05:20 WIB
Varian Delta sudah menjadi virus paling dominan di Amerika
ILUSTRASI. Menurut CDC AS, varian Delta sudah menjadi strain dominan Covid-19 di Amerika Serikat.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Menurut pemodelan data yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, varian Delta sudah menjadi strain dominan Covid-19 di Amerika Serikat.

Melansir Reuters, CDC mengatakan, varian Delta menjadi dominan di negara itu selama dua minggu yang berakhir 3 Juli, dengan 51,7% kasus terkait dengan varian yang pertama kali diidentifikasi di India.

Sementara, proporsi kasus terkait varian Alpha yang pertama kali diidentifikasi di Inggris dan sejauh ini dominan di Amerika Serikat, turun menjadi 28,7%.

Data, yang menunjukkan perkiraan proporsi dua mingguan dari garis keturunan SARS-CoV-2 paling umum yang beredar di Amerika Serikat, didasarkan pada urutan yang dikumpulkan melalui pengawasan genomik nasional CDC sejak 20 Desember 2020.

Baca Juga: Studi: Vaksinasi COVID-19 lengkap beri perlindungan 69% terhadap infeksi varian Delta

Varian Delta, yang menjadi dominan di banyak negara, lebih mudah ditularkan daripada versi virus corona sebelumnya dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, terutama di kalangan orang muda. Menurut pejabat kesehatan AS, saat ini varian tersebut telah ditemukan di setiap negara bagian AS.

Pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden mendorong warga Amerika yang belum divaksinasi Covid-19 agar segera mendapatkan suntikan untuk melindungi diri mereka dari varian yang sangat menular dan menyebar luas.

Baca Juga: Masyarakat yang tak divaksin, bisa jadi potensi sumber mutasi baru virus corona

Sejauh ini, data awal menunjukkan bahwa vaksin yang dibuat oleh Pfizer Inc dan BioNTech, AstraZeneca dan Moderna, sebagian besar bersifat protektif terhadap Delta, dengan konsentrasi virus -antibodi penetral agak berkurang.

Selanjutnya: Vaksinasi COVID-19 lengkap memberikan perlindungan 69% terhadap infeksi varian Delta




TERBARU

[X]
×