Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Profesor robotika sosial Johan Hoorn, yang penelitiannya mencakup penelitian dengan Sophia, mengatakan bahwa meskipun teknologinya masih dalam tahap awal, pandemi dapat mempercepat hubungan antara manusia dan robot.
“Saya dapat menyimpulkan pandemi sebenarnya akan membantu kita mendapatkan robot lebih awal di pasar karena orang mulai menyadari bahwa tidak ada cara lain,” kata Hoorn, dari Universitas Politeknik Hong Kong.
Hanson Robotics meluncurkan robot tahun ini bernama Grace, yang dikembangkan untuk sektor perawatan kesehatan.
Produk dari pemain besar lainnya di industri juga membantu memerangi pandemi. Robot Pepper SoftBank Robotics dikerahkan untuk mendeteksi orang yang tidak memakai masker. Di China, perusahaan robotika CloudMinds membantu mendirikan rumah sakit lapangan yang dijalankan robot selama wabah virus corona di Wuhan.
Baca Juga: Siap-siap ganti profesi, ini 7 pekerjaan yang akan hilang di masa depan
Penggunaan robot sedang meningkat sebelum pandemi. Menurut sebuah laporan oleh Federasi Robotika Internasional, penjualan robot layanan profesional di seluruh dunia telah melonjak 32% menjadi US$ 11,2 miliar antara 2018 dan 2019.
Beberapa manusia mungkin waspada menempatkan robot dalam peran sensitif seperti itu. Ketika ditanya apakah orang harus takut pada robot, Sophia sudah siap menjawab.
"Seseorang berkata 'kita tidak perlu takut selain rasa takut itu sendiri'. Apa yang dia tahu?" kata robot itu.