Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ketika para pekerja medis terus merawat puluhan ribu orang yang terkena dampak wabah ini, para ilmuwan dari Rumah Sakit di kota Shenzhen, China selatan mengatakan bahwa mereka telah menemukan jejak virus baru di dalam tinja dari beberapa pasien yang terinfeksi.
Otoritas kesehatan sebelumnya berpikir bahwa cara utama penyebaran penyakit ini adalah melalui transmisi dan kontak tetesan pernapasan, termasuk orang yang menyentuh wajah mereka setelah terpapar ke permukaan yang terkontaminasi virus. Tetapi penemuan di Shenzhen menunjukkan mungkin ada cara lain untuk penularan mematikan untuk berpindah dari satu orang ke orang lain.
Zhong Nanshan, seorang ilmuwan penyakit pernapasan yang memainkan peran penting dalam perang China melawan epidemi sindrom pernapasan akut (Sars) pada tahun 2002-03, dikutip oleh stasiun penyiaran negara China pada hari Minggu mengatakan bahwa mungkin virus corona dapat ditularkan melalui kotoran ke mulut.
Baca Juga: Kekhawatiran virus corona dan skandal di pasar saham buat IHSG masih melemah
"Karena virus telah ditemukan di kotoran pasien, kita harus waspada untuk melihat apakah itu sumber infeksi," katanya.
Dalam perkembangan lain, seorang pria berusia 40 tahun di wilayah utara China Mongolia dikonfirmasikan terinfeksi virus meskipun diketahui tidak terpapar oleh pasien lain.
Pria itu, dari kota Erdos, juga tidak melakukan kontak dengan binatang liar atau pasar basah, juga tidak pernah bepergian ke Hubei, kata otoritas kesehatan wilayah itu.
Baca Juga: Seberapa besar dampak wabah virus corona memukul bisnis korporasi besar dunia?
Di tempat lain di negara itu, otoritas di Huanggang di Hubei dan Wenzhou, sebuah kota pantai di provinsi Zhejiang sekitar 900 km (560 mil) tenggara Wuhan, memperketat pembatasan mereka atas pergerakan warga selama akhir pekan, yang memungkinkan hanya satu penduduk per rumah tangga yang keluar setiap dua hari untuk membeli kebutuhan.