Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Minggu (2/2/2020), Filipina menjadi negara pertama di luar China yang melaporkan kematian akibat virus corona. Pada saat yang bersamaan, otoritas di Wuhan, kota yang menjadi jantung wabah virus corona, mengumumkan rencana ekstrem untuk mengkarantina semua pasien yang dicurigai dan sejumlah orang yang diketahui telah melakukan kontak dekat dengan kasus yang dikonfirmasi.
Korban virus corona di Filipina diidentifikasi sebagai pria berusia 44 tahun dari Wuhan, ibukota provinsi Hubei.
Sementara itu, melansir South China Morning Post, di China daratan, jumlah kematian meningkat 45 kasus pada hari Sabtu menjadi 304 kasus. Sedangkan jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat 2.590 menjadi 14.380, menurut Komisi Kesehatan Nasional China.
Baca Juga: Trump tawarkan bantuan luar biasa tangani virus corona, Beijing tak menanggapi
Wuhan mengkonfirmasi 894 kasus baru dan 32 kematian pada hari Sabtu. Dengan demikian, total mereka yang terinfeksi virus corona sejak awal menjadi 4.109 kasus yang dikonfirmasi dan 224 kematian.
Jumlah korban virus corona memang terus mengalami peningkatan tajam. Pada Jumat, ada 576 kasus baru yang dilaporkan, bertambah dari posisi 378 pada hari Kamis, 356 pada hari Rabu dan 315 pada hari Selasa.
Baca Juga: Apakah anjing dan kucing bisa menularkan virus corona? Ini kata WHO
Meskipun demikian, sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Hong Kong yang diterbitkan di The Lancet pada hari Sabtu mengatakan, besar kemungkinan sebanyak 75.815 orangdi Wuhan telah terinfeksi virus corona baru.
Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ke 2,68 orang lainnya.
Dua minggu setelah China mengonfirmasi bahwa virus korona dapat menular dari manusia ke manusia, dan 10 hari sejak Wuhan dikunci secara total, pihak berwenang di kota itu pada hari Minggu menggenjot upaya mereka untuk mengendalikan penularan.
Di bawah aturan baru yang segera berlaku, pemerintah mengatakan, siapa pun yang dicurigai terinfeksi virus atau telah melakukan kontak dekat dengan kasus yang dikonfirmasi akan dipindahkan ke pusat karantina khusus, apakah mereka suka atau tidak.
"Pasien harus bekerja sama," katanya dalam sebuah pernyataan. "Siapa pun yang menolak untuk bekerja sama akan dikenakan penegakan hukum oleh polisi."
Baca Juga: Waspada corona, Pemerintah tunda sementara penerbangan dari dan menuju China
Tidak disebutkan berapa banyak situs karantina di sana, di mana mereka berada atau berapa banyak orang yang akan terkena dampak.
Namun, sementara di pusat, pasien tidak akan dikenakan biaya untuk perawatan medis, makanan atau akomodasi mereka, tetapi akan diminta untuk tetap tinggal, selama itu dianggap perlu oleh staf medis yang merawat mereka, kata pernyataan itu.
Sementara itu, rumah sakit dan pusat kesehatan di Wuhan dan seluruh Hubei berada di bawah tekanan besar karena jumlah pasien terus meningkat.
Menambah tekanan pada dokter dan perawat provinsi, gubernur Hubei Wang Xiaodong telah memerintahkan semua rumah sakit dan laboratorium untuk menyelesaikan pengujian semua sampel mereka yang ada dalam dua hari ke depan.
Baca Juga: Wabah virus corona belum terkendali, kini China laporkan kasus flu burung H5N1
Untuk membantu mengimbangi tingginya kasus, Rumah Sakit Huoshenshan yang baru di Wuhan, akan dibuka pada hari Senin. Rumah sakit ini akan dikelola oleh 1.400 pekerja medis yang dikerahkan oleh militer atas perintah langsung Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Ketika para pekerja medis terus merawat puluhan ribu orang yang terkena dampak wabah ini, para ilmuwan dari Rumah Sakit di kota Shenzhen, China selatan mengatakan bahwa mereka telah menemukan jejak virus baru di dalam tinja dari beberapa pasien yang terinfeksi.
Otoritas kesehatan sebelumnya berpikir bahwa cara utama penyebaran penyakit ini adalah melalui transmisi dan kontak tetesan pernapasan, termasuk orang yang menyentuh wajah mereka setelah terpapar ke permukaan yang terkontaminasi virus. Tetapi penemuan di Shenzhen menunjukkan mungkin ada cara lain untuk penularan mematikan untuk berpindah dari satu orang ke orang lain.
Zhong Nanshan, seorang ilmuwan penyakit pernapasan yang memainkan peran penting dalam perang China melawan epidemi sindrom pernapasan akut (Sars) pada tahun 2002-03, dikutip oleh stasiun penyiaran negara China pada hari Minggu mengatakan bahwa mungkin virus corona dapat ditularkan melalui kotoran ke mulut.
Baca Juga: Kekhawatiran virus corona dan skandal di pasar saham buat IHSG masih melemah
"Karena virus telah ditemukan di kotoran pasien, kita harus waspada untuk melihat apakah itu sumber infeksi," katanya.
Dalam perkembangan lain, seorang pria berusia 40 tahun di wilayah utara China Mongolia dikonfirmasikan terinfeksi virus meskipun diketahui tidak terpapar oleh pasien lain.
Pria itu, dari kota Erdos, juga tidak melakukan kontak dengan binatang liar atau pasar basah, juga tidak pernah bepergian ke Hubei, kata otoritas kesehatan wilayah itu.
Baca Juga: Seberapa besar dampak wabah virus corona memukul bisnis korporasi besar dunia?
Di tempat lain di negara itu, otoritas di Huanggang di Hubei dan Wenzhou, sebuah kota pantai di provinsi Zhejiang sekitar 900 km (560 mil) tenggara Wuhan, memperketat pembatasan mereka atas pergerakan warga selama akhir pekan, yang memungkinkan hanya satu penduduk per rumah tangga yang keluar setiap dua hari untuk membeli kebutuhan.
Selain menelan korban jiwa, wabah virus corona memiliki dampak signifikan pada komunitas bisnis China. Pada hari Minggu, Forum Ekonom 50 China, sebuah kelompok yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, mengatakan pertemuan tahunan yang dijadwalkan 16 Februari di Beijing akan ditunda tanpa batas waktu.
Dan di dunia olahraga, penyelenggara seri Formula E listrik mengatakan mereka telah membatalkan rencana untuk balapan di kota pulau selatan Sanya bulan depan.
Sementara itu, People's Bank of China mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya akan menyuntikkan likuiditas senilai 1,2 triliun yuan (US$ 171,4 miliar) ke dalam sistem keuangan pada hari Senin untuk melindungi pasar keuangan terhadap penurunan tajam dan memperkuat dukungan kredit untuk ekonomi di tengah krisis kesehatan yang semakin meningkat.
Baca Juga: Filipina umumkan korban tewas virus corona pertama di luar China
Laporan kasus virus corona sekarang telah dicatat di setidaknya 23 negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis sudah menyatakan bahwa wabah itu sudah termasuk dalam darurat kesehatan masyarakat global.
Sementara, daftar negara yang mengambil langkah-langkah untuk mencegah pengunjung Tiongkok terus bertambah. Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Australia, Selandia Baru dan Singapura semuanya telah melarang atau membatasi masuknya warga negara China, serta orang asing yang baru-baru ini mengunjungi China, untuk mengekang penyebaran virus.
Baca Juga: Ini skenario Kemenhub antisipasi penyebaran virus corona melalui jalur laut
Filipina memperluas larangan perjalanannya pada hari Minggu untuk menyertakan semua orang asing yang datang dari China, memperluas pembatasan sebelumnya yang hanya mencakup warga dari Hubei. Demikian pula, Indonesia telah melarang semua pengunjung yang berasal dari Tiongkok kapan saja selama 14 hari sebelum kedatangan mereka.