kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona varian Inggris diramal akan semakin dominan di AS pada akhir Maret


Senin, 15 Februari 2021 / 05:50 WIB
Virus corona varian Inggris diramal akan semakin dominan di AS pada akhir Maret
ILUSTRASI. CDC memperkirakan, virus corona varian baru Inggris mungkin akan menjadi virus dengan jenis paling dominan di AS pada akhir Maret. Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/Handout via REUTERS


Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dr Rochelle Walensky, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), pada Minggu (14/2/2021) memperkirakan bahwa virus corona varian baru yang pertama kali diidentifikasi di Inggris dan sejak itu terdeteksi di AS, mungkin akan menjadi virus dengan jenis paling dominan di AS pada akhir Maret.

Dalam sebuah wawancara dengan "Face the Nation," Walensky mengatakan ada lebih dari 1.000 kasus varian Inggris, yang dikenal sebagai B.1.1.7, di 39 negara bagian.

“Kami tahu sekarang, atau kami perkirakan sekarang sekitar 4% penyakit di negara ini terkait dengan B.1.1.7. Dan kami memiliki proyeksi bahwa angka itu mungkin akan semakin dominan pada akhir Maret," katanya seperti yang dilansir Yahoo News. 

Pejabat kesehatan masyarakat AS itu memperingatkan varian Inggris lebih mudah menular dan menggarisbawahi perlunya warga Amerika mendapatkan vaksinasi dengan cepat.

Baca Juga: Singapura laporkan kasus pertama varian virus corona Inggris, 11 lainnya dikarantina

Namun, Walensky mengatakan, hal itu seharusnya tidak menghalangi upaya untuk membuka kembali sekolah, yang merupakan prioritas pemerintahan Biden. 

CDC merilis pedoman yang sangat diantisipasi pada hari Jumat untuk membawa anak-anak kembali ke ruang kelas, termasuk rekomendasi untuk pembukaan kembali aktivitas secara bertahap berdasarkan tingkat penularan komunitas. Sebelum menjabat, Presiden Biden menetapkan tujuan agar sebagian besar sekolah dibuka kembali dalam 100 hari pertamanya menjabat.

Baca Juga: Selamat! Ilmuwan medis Israel temukan obat Covid-19 yang efektif

“Yang kami ketahui dari literatur ilmiah adalah bahwa kebanyakan penularan penyakit tidak terjadi di tembok sekolah. Itu berasal dari masyarakat,” ujarnya. 

"Ada transmisi yang sangat terbatas antara siswa, antara siswa dan staf, sungguh, sebagian besar antara staf ke staf ketika ada pelanggaran dalam pemakaian masker. Jadi yang kami benar-benar dukung untuk saat ini adalah berupaya untuk mendapatkannya, mengembalikan anak-anak kita dalam mode hibrida dengan penggunaan masker universal dan jarak enam kaki," paparnya.

Walensky menekankan strategi mitigasi, seperti pemakaian masker dan jarak sosial, sangat penting untuk melindungi dari infeksi virus corona.

Data yang dirilis Universitas Johns Hopkins menunjukkan, ada lebih dari 27,5 juta kasus virus corona di AS, dan jumlah kematian mencapai lebih dari 484.000. Walensky sebelumnya memperkirakan AS akan mengalami lebih dari 500.000 kematian akibat Covid-19 pada pertengahan Februari.

Baca Juga: Penemuan WHO soal asal usul virus Covid-19 picu kemarahan, apa yang terjadi?

Dia mengatakan pada hari Minggu masih ada 100.000 kasus per hari dan 1.500 hingga 3.500 kematian setiap hari. Dia memperingatkan agar masyarakat tidak melonggarkan strategi mitigasi. 

"Dan seperti yang Anda ketahui, jika kita melonggarkan strategi mitigasi ini dengan meningkatkan varian yang dapat ditularkan di luar sana, kita bisa berada di tempat yang jauh lebih sulit. Jadi yang ingin saya katakan adalah sekaranglah waktunya untuk tidak melepaskan kewaspadaan kita. Sekaranglah waktunya untuk melipatgandakannya," jelasnya.

Selanjutnya: Mengenal Long Covid yang bisa menjadi pandemi dalam pandemi




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×