Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Analis militer mengatakan dimulainya kembali uji coba nuklir oleh Rusia, Amerika Serikat atau keduanya akan sangat mengganggu stabilitas pada saat ketegangan antara kedua negara lebih besar dibandingkan sebelumnya dalam 60 tahun terakhir.
Pada bulan Februari, Putin menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian New START yang membatasi jumlah senjata nuklir yang dapat digunakan oleh masing-masing pihak.
Namun, kata Putin, Rusia tidak perlu menulis ulang doktrinnya mengenai penggunaan senjata nuklir, yang menyatakan bahwa mereka mungkin akan menembakkan senjata tersebut sebagai respons terhadap serangan nuklir terhadap negara tersebut atau jika terjadi ancaman terhadap keberadaan senjata nuklir negara.
Menanggapi pertanyaan dari analis Rusia Sergei Karaganov, yang menganjurkan penurunan ambang batas penggunaan nuklir, Putin berkata: "Saya tidak melihat perlunya hal ini."
Dia menambahkan: "Tidak ada situasi saat ini di mana, katakanlah, sesuatu akan mengancam kenegaraan Rusia dan keberadaan negara Rusia. Tidak. Saya pikir tidak ada orang yang berpikiran sehat dan memiliki ingatan yang jernih akan berpikir untuk menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia."
Baca Juga: Rusia: Tentara Inggris yang Melatih Pasukan Ukraina Bisa Jadi Target Serangan Kami
Karaganov telah menimbulkan keheranan di kalangan analis strategis Rusia dan Barat dengan berpendapat bahwa sudah waktunya bagi Rusia untuk menurunkan ambang batas penggunaan nuklirnya untuk menahan, menakut-nakuti dan menyadarkan lawan-lawan Rusia.
Dia menulis dalam sebuah artikel baru-baru ini bahwa Rusia harus "mengguncang" musuh-musuhnya dengan mengancam akan melakukan serangan nuklir terhadap negara-negara Eropa dan pangkalan AS di Eropa.