kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Vladimir Putin: Rusia Menghadapi Tantangan Ekonomi yang Besar


Rabu, 23 Agustus 2023 / 10:02 WIB
Vladimir Putin: Rusia Menghadapi Tantangan Ekonomi yang Besar
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di depan peserta KTT BRICS yang diadakan di Afrika Selatan, 22 Agustus 2023.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Selasa (22/8) mengakui bahwa negaranya saat ini sedang menghadapi tantangan ekonomi yang besar. Putin meminta bank sentral dan semua otoritas terkait untuk terus memantau laju inflasi.

"Pemerintah dan bank sentral perlu aktif menggunakan instrumen yang tersedia bagi mereka. Pekerjaan diperlukan antara lain untuk membatasi permintaan spekulatif yang tidak produktif, mengendalikan arus keluar modal, memantau perilaku pelaku utama pasar keuangan," kata Putin dalam pesan videonya kepada para pejabat pemerintah.

Ancaman bahwa lonjakan harga akan mengikis standar hidup menjadi perhatian Putin, yang sedang bersiap menghadapi pemilu bulan Maret mendatang.

Baca Juga: Pesawat Penjelajah Bulan Rusia, Luna-25, Gagal Mendarat di Bulan dengan Mulus

Anggaran Rusia menghadapi tekanan akibat operasi militer khusus mereka di Ukraina. Bank sentral Rusia pun terpaksa menaikkan suku bunga pekan lalu untuk menghentikan penurunan nilai tukar rubel.

Ketika rubel jatuh di bawah 100 terhadap dolar AS pekan lalu, bank sentral terpaksa merespons dengan menaikkan suku bunga sebesar 350 basis poin menjadi 12%.

"Skala dan kompleksitas tugas yang kami selesaikan, dan terus kami selesaikan, sangatlah luar biasa. Situasi secara keseluruhan memang stabil, tetapi membutuhkan pemantauan yang cermat dan keputusan yang tepat waktu," lanjut Putin.

Baca Juga: Rusia Berpotensi Caplok Dua Wilayah yang Memisahkan Diri dari Gerogia

Setelah mengalami inflasi dua digit pada tahun 2022, laju kenaikan harga turun di musim semi tahun ini. Sayangnya, saat ini inflasi Rusia berada di atas target bank sentral, yaitu 4%, dan diprediksi akan terus meningkat.

Kondisi ini didorong oleh defisit anggaran Rusia yang semakin besar dan kekurangan tenaga kerja. 

Rubel perlahan mulai menguat berkat bantuan eksportir yang meningkatkan penjualan pendapatan mata uang asing mereka setelah berdiskusi dengan otoritas Rusia.

Pengeluaran yang besar di sektor militer membuat pemulihan ekonomi Rusia berjalan lambat tahun ini. Defisit anggaran dengan nilai sekitar US$29 miliar pun tercatat, angka itu terus memburuk akibat penurunan pendapatan ekspor.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×