kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Vladimir Putin: Tidak Ada Rahasia, Rusia-China Tidak Menciptakan Aliansi Militer


Senin, 27 Maret 2023 / 07:53 WIB
Vladimir Putin: Tidak Ada Rahasia, Rusia-China Tidak Menciptakan Aliansi Militer
ILUSTRASI. Presiden Vladimir Putin menegaskan, Rusia dan China tidak membentuk aliansi militer. Sputnik/Pavel Byrkin/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Vladimir Putin menegaskan, Rusia dan China tidak membentuk aliansi militer dan kerja sama antara angkatan bersenjata mereka sangat transparan. Hal tersebut diungkapkan Putin beberapa hari setelah menjamu pemimpin China Xi Jinping di Kremlin.

Melansir Reuters, Putin dan Xi menyatakan persahabatan dan menjanjikan hubungan yang lebih dekat, termasuk di bidang militer, selama pertemuan puncak 20-21 Maret 2023. 

"Kami tidak membuat aliansi militer dengan China," kata Putin di televisi pemerintah. 

Dia menambahkan, “Ya, kami memiliki kerja sama di bidang interaksi militer-teknis. Kami tidak menyembunyikan ini. Semuanya transparan, tidak ada rahasia."

China dan Rusia menandatangani perjanjian kemitraan "tanpa batas" pada awal 2022, hanya beberapa minggu sebelum Putin mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina. 

Beijing telah menahan diri untuk tidak mengkritik keputusan Putin dan menggembar-gemborkan rencana perdamaian untuk Ukraina. Barat menolak proposalnya sebagai taktik untuk memberi Putin lebih banyak waktu untuk membangun kembali pasukannya di Ukraina.

Baca Juga: Zelenskyy: Kirim Lebih Banyak Jet Tempur dan Rudal, atau Perang Semakin Panjang

Washington baru-baru ini mengatakan bahwa pihaknya khawatir Beijing dapat mempersenjatai Rusia, sesuatu yang dibantah oleh China.

Dalam sambutannya di televisi, Putin menepis anggapan bahwa hubungan Moskow yang meningkat dengan Beijing di bidang-bidang seperti energi dan keuangan berarti bahwa Rusia menjadi terlalu bergantung pada China. Dia mengatakan bahwa ini adalah pandangan "orang-orang yang cemburu".

"Selama beberapa dekade banyak yang menginginkan China melawan Uni Soviet dan Rusia, dan sebaliknya. Kami memahami dunia tempat kami tinggal. Kami sangat menghargai hubungan timbal balik kami dan level yang telah mereka capai dalam beberapa tahun terakhir," jelasnya.

Baca Juga: Xi Jinping Dorong Putin Berkerjasama Demi Mencapai Perubahan Besar Tatanan Global

Poros global baru

Putin juga menuduh Amerika Serikat dan NATO berusaha membangun "poros" global baru yang menurutnya memiliki kemiripan dengan aliansi Perang Dunia Kedua antara Nazi Jerman, fasis Italia, dan kekaisaran Jepang.

Putin menyebut Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan sejalan untuk bergabung dengan "NATO global" dan merujuk pada perjanjian pertahanan yang ditandatangani oleh Inggris dan Jepang awal tahun ini.

"Itulah mengapa para analis Barat...berbicara tentang Barat yang mulai membangun poros baru yang mirip dengan yang dibuat pada 1930-an oleh rezim fasis Jerman dan Italia dan militeris Jepang," katanya.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah mengunjungi Jepang dan Korea Selatan tahun ini, dan menekankan pentingnya aliansi Atlantik bekerja sama dengan mitra di kawasan Indo-Pasifik. Dia juga berbicara tentang meningkatnya ketegangan antara Barat dan China dan mendesak lebih banyak dukungan militer untuk Ukraina.

Putin telah menggambarkan tindakan Rusia di Ukraina sebagai dorongan defensif terhadap musuh Barat yang agresif, menggambar kesejajaran dengan perjuangan Moskow melawan invasi pasukan Nazi Jerman selama Perang Dunia Kedua.

Baca Juga: Putin: Proposal dari China Akan Jadi Dasar Perdamaian di Ukraina

Kyiv dan sekutu Baratnya menolak pandangan itu sebagai hal yang tidak masuk akal, dengan mengatakan bahwa Moskow berusaha merebut wilayah dan melumpuhkan kemampuan Ukraina untuk berfungsi sebagai negara merdeka.

Ukraina mengatakan tidak akan ada pembicaraan damai sampai semua pasukan Rusia ditarik dari wilayahnya. Rusia mengatakan Ukraina harus menerima hilangnya petak-petak wilayah yang diklaim Moskow telah dianeksasi.

Komentar Putin muncul sehari setelah dia mengumumkan bahwa Rusia akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia, sebagai peringatan nyata kepada NATO atas dukungan militernya untuk Ukraina.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×