Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ada berbagai daftar berbeda yang beredar di media sosial, dengan masing-masing daftar menampilkan sejumlah merek konsumen.
McDonald's dan Burger King menjadi sasaran setelah restoran mereka di Israel memberikan makanan gratis kepada personel IDF, seperti diberitakan di media.
Menurut laporan Reuters pada 17 Oktober, McDonald’s Israel mengatakan di akun media sosialnya bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis kepada IDF.
Newsweek melaporkan pada tanggal 23 Oktober bahwa Burger King di Israel memposting foto perusahaan tersebut menyumbangkan makanan kepada tentara Israel.
McDonald's Malaysia mengeluarkan pernyataan yang memisahkan diri dari waralaba Israel. Dikatakan bahwa perusahaan di Malaysia adalah entitas yang 100 persen dimiliki oleh Muslim, dan telah menyumbangkan RM1 juta (S$ 286.000) ke Dana Kemanusiaan Palestina di bawah Departemen Perdana Menteri.
Dalam sebuah video Instagram, seorang pekerja tunarungu di McDonald’s Malaysia bernama Izuan mengatakan dalam bahasa isyarat:
“Tidak mudah bagi pemberi kerja untuk menerima penyandang disabilitas seperti saya. Saya harap boikot tidak berlanjut.”
Baca Juga: Pemimpin Arab Desak Blinken untuk Genjatan Senjata Gaza, Setelah Sekolah Diserang
Dalam video lain di media sosial, salah satu karyawan McDonald’s mengatakan dia merasa malu karena mengenakan seragamnya di depan umum. Yang lain berkata: “Putri saya yang berusia delapan tahun memberi tahu saya bahwa teman-temannya mengatakan burger saya haram (dilarang bagi umat Islam).”
Video tersebut mengatakan boikot tersebut berdampak pada 18.000 pekerja McDonald’s, serta pengantaran makanan.
Tanggapan dubes Palestina
Melansir New Straits Times, Duta Besar Palestina untuk Malaysia memuji komitmen masyarakat untuk memboikot bisnis dan produk yang diduga terkait dengan Israel.
Duta Besar Walid Abu Ali menekankan bahwa tindakan yang diambil oleh warga Malaysia memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan menyatakan sikap tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai penindasan Zionis.
“Setiap tindakan yang mendukung Palestina dan rakyatnya sangat dihargai. Boikot terhadap produk-produk Israel dan waralaba yang mendukung Israel berfungsi untuk meminimalkan penderitaan rakyat Palestina. Apa pun yang dilakukan Malaysia terhadap semua (bisnis) yang mendukung Israel sangat dihargai,” ujarnya.