Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Daftar perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan Israel atau yang konon menjanjikan dukungannya kepada Israel, beredar di media sosial Malaysia.
Di tengah perang Israel-Hamas, warga Malaysia didesak untuk memboikot perusahaan tersebut.
Mengutip The Straits Times, di antara perusahaan-perusahaan tersebut adalah waralaba makanan Amerika, yang biasa menjadi sasaran setiap kali terjadi konflik baru di Gaza karena sikap pemerintah AS yang pro-Israel.
Namun kali ini, beberapa karyawan menentang seruan boikot tersebut. Melalui media sosial, mereka mengatakan bahwa boikot tersebut berdampak pada mata pencaharian mereka.
Beberapa politisi Malaysia juga mendesak kehati-hatian dalam menanggapi konflik tersebut, mengingat kemungkinan dampaknya terhadap hubungan perdagangan dengan negara-negara Barat.
Simpati mendalam dari mayoritas penduduk Muslim Malaysia terhadap penderitaan rakyat Palestina – ditambah dengan kata-kata keras dari Perdana Menteri Anwar Ibrahim terhadap pemboman Gaza oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang telah menewaskan ribuan orang – telah membangkitkan semangat mereka yang berharap untuk mendorong gencatan senjata dan membantu rakyat Palestina dari jauh.
Baca Juga: Usulan Gencatan Senjata Ditolak, Hamas Siapkan Taktik Untuk Jebak Israel Di Gaza
Kini memasuki minggu kelima, konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel dan lebih dari 9.000 warga Palestina.
Warga Malaysia telah mengadakan demonstrasi besar-besaran pro-Palestina. Dan pemerintah Malaysia menetapkan pada minggu lalu sebagai Pekan Solidaritas Palestina.
Warga Malaysia lainnya, termasuk para selebriti, mengatakan di media sosial bahwa mereka perlu melakukan lebih dari sekadar mengadakan aksi protes.
Pengusaha terkenal asal Malaysia, Vivy Yusof, memposting sebuah video di Instagram, mengatakan:
“Jika kita berpikir kita tidak berdaya, teman-teman, sebenarnya kita tidak… Teruslah berdoa, teruslah berdonasi, teruslah bersuara, teruslah memposting, teruslah memboikot.”
Dalam postingannya, yang mendapat 35.400 suka, dia menulis:
“Saya bukan penggemar boikot, tapi kali ini, ini benar-benar masalah hidup dan mati. Jika kita terus mendanai perusahaan global yang memberikan dana kepada IDF, mereka tidak akan berhenti – mereka hanya akan peduli jika penjualan mereka turun.”
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Mengirim 7 Ton Bantuan Obat ke Palestina
Ada berbagai daftar berbeda yang beredar di media sosial, dengan masing-masing daftar menampilkan sejumlah merek konsumen.
McDonald's dan Burger King menjadi sasaran setelah restoran mereka di Israel memberikan makanan gratis kepada personel IDF, seperti diberitakan di media.
Menurut laporan Reuters pada 17 Oktober, McDonald’s Israel mengatakan di akun media sosialnya bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis kepada IDF.
Newsweek melaporkan pada tanggal 23 Oktober bahwa Burger King di Israel memposting foto perusahaan tersebut menyumbangkan makanan kepada tentara Israel.
McDonald's Malaysia mengeluarkan pernyataan yang memisahkan diri dari waralaba Israel. Dikatakan bahwa perusahaan di Malaysia adalah entitas yang 100 persen dimiliki oleh Muslim, dan telah menyumbangkan RM1 juta (S$ 286.000) ke Dana Kemanusiaan Palestina di bawah Departemen Perdana Menteri.
Dalam sebuah video Instagram, seorang pekerja tunarungu di McDonald’s Malaysia bernama Izuan mengatakan dalam bahasa isyarat:
“Tidak mudah bagi pemberi kerja untuk menerima penyandang disabilitas seperti saya. Saya harap boikot tidak berlanjut.”
Baca Juga: Pemimpin Arab Desak Blinken untuk Genjatan Senjata Gaza, Setelah Sekolah Diserang
Dalam video lain di media sosial, salah satu karyawan McDonald’s mengatakan dia merasa malu karena mengenakan seragamnya di depan umum. Yang lain berkata: “Putri saya yang berusia delapan tahun memberi tahu saya bahwa teman-temannya mengatakan burger saya haram (dilarang bagi umat Islam).”
Video tersebut mengatakan boikot tersebut berdampak pada 18.000 pekerja McDonald’s, serta pengantaran makanan.
Tanggapan dubes Palestina
Melansir New Straits Times, Duta Besar Palestina untuk Malaysia memuji komitmen masyarakat untuk memboikot bisnis dan produk yang diduga terkait dengan Israel.
Duta Besar Walid Abu Ali menekankan bahwa tindakan yang diambil oleh warga Malaysia memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan menyatakan sikap tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai penindasan Zionis.
“Setiap tindakan yang mendukung Palestina dan rakyatnya sangat dihargai. Boikot terhadap produk-produk Israel dan waralaba yang mendukung Israel berfungsi untuk meminimalkan penderitaan rakyat Palestina. Apa pun yang dilakukan Malaysia terhadap semua (bisnis) yang mendukung Israel sangat dihargai,” ujarnya.