Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
IMF juga melihat adanya pukulan yang lebih besar terkait pengeluaran konsumen. Laporan tersebut menunjukkan sesuatu yang tidak biasa tentang penurunan ini.
Biasanya orang menabung, atau mendapatkan bantuan dari keluarga dan sistem kesejahteraan untuk mengurangi fluktuasi pengeluaran mereka. Pengeluaran konsumen biasanya mengalami pukulan jauh lebih kecil dalam penurunan dibanding investasi bisnis.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua dan Ketiga Minus, Indonesia Terancam Resesi
Tapi kali ini, penguncian dan jarak sosial menyebabkan banyak warga yang waspada terhadap risiko infeksi sehingga memukul permintaan.
IMF juga melihat banyak orang yang akan melakukan gerakan "menabung untuk berjaga-jaga", dengan mengurangi konsumsi mereka karena prospek masa depan yang tidak pasti.
Laporan itu juga memperingatkan kemungkinan adanya "bekas luka" yang sulit sembuh. Semakin banyak perusahaan keluar dari bisnis berdampak pada banyaknya warga yang menganggur. Ini berarti bahwa kegiatan ekonomi lebih sulit untuk bangkit kembali secepat yang diharapkan.
Baca Juga: IMF gelontorkan dana darurat untuk 70 negara untuk tangani Covid-19
Bahaya lainnya, ada sejumlah perusahaan yang dapat bertahan hidup, namun efisiensinya cenderung dirusak oleh langkah-langkah yang mereka ambil untuk meningkatkan keselamatan dan kebersihan demi mengurangi risiko transisi virus corona di tempat kerja.