kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.443   -51,00   -0,31%
  • IDX 6.472   -43,68   -0,67%
  • KOMPAS100 929   2,96   0,32%
  • LQ45 729   2,37   0,33%
  • ISSI 202   -1,52   -0,74%
  • IDX30 380   0,83   0,22%
  • IDXHIDIV20 454   0,28   0,06%
  • IDX80 106   0,50   0,48%
  • IDXV30 109   0,90   0,83%
  • IDXQ30 124   0,29   0,23%

Warren Buffett Alihkan Investasinya ke Instrumen Ini Saat Bursa Saham Bergejolak


Senin, 17 Maret 2025 / 08:17 WIB
Warren Buffett Alihkan Investasinya ke Instrumen Ini Saat Bursa Saham Bergejolak
ILUSTRASI. Ketua Berkshire Hathaway Warren Buffett berjalan melalui ruang pameran saat para pemegang saham berkumpul untuk mendengar dari investor miliarder tersebut pada pertemuan tahunan pemegang saham Berkshire Hathaway Inc di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, 4 Mei 2019.


Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Investor kawakan Warren Buffett melalui Berkshire Hathaway melakukan perubahan signifikan dalam portofolio investasinya pada 2024. 

Warren Buffett menjual sebagian besar kepemilikannya di saham keuangan, termasuk Bank of America dan Citigroup, dan mengalihkan dana ke surat utang negara AS.

Buffett dan timnya menjual saham senilai total US$ 143 miliar sepanjang 2024, menghasilkan laba kena pajak sebesar US$ 101,1 miliar. 

Baca Juga: Warren Buffett Menghindari Investasi di Real Estate, Apa Alasannya?

Penjualan terbesar terjadi pada saham Apple, Bank of America, dan Citigroup. Jika Apple masih menjadi kepemilikan terbesar Berkshire, saham keuangan justru mengalami pemangkasan signifikan. 

Selain Bank of America dan Citigroup, Berkshire juga mengurangi kepemilikannya di Capital One Financial dan Nu Holdings.

Bank of America awalnya diperoleh Buffett melalui waran pada 2011, kemudian ditingkatkan pada 2017 hingga mencapai 700 juta saham. Namun, menjelang akhir 2024, jumlah saham yang dimiliki Berkshire mulai berkurang. 

Sementara itu, kepemilikan di Citigroup, yang baru diakuisisi pada 2022, juga dipangkas seiring dengan lambatnya pemulihan bank tersebut dari permasalahan regulasi dan restrukturisasi.

Baca Juga: Strategi Investasi Warren Buffett: Fokus pada Nilai di Tengah Gejolak Pasar Saham

Penjualan besar-besaran ini juga berkaitan dengan kebijakan pajak. Pada 2024, keuntungan modal Berkshire dikenakan pajak sebesar 21%, lebih rendah dibandingkan tarif sebelum 2017 yang mencapai 35%. 

Hal ini memberikan tambahan US$ 14 miliar bagi kas Berkshire. Buffett diperkirakan akan terus menjual saham pada 2025 jika valuasi pasar tetap tinggi dan pemotongan pajak tidak diperpanjang oleh Kongres.

Tanpa menemukan peluang investasi ekuitas yang menarik, Buffett mengalokasikan lebih dari US$ 166 miliar ke surat utang negara AS. 

Ia lebih memilih obligasi jangka pendek yang menawarkan imbal hasil sekitar 4,3% untuk menjaga likuiditas dan keamanan modal. Buffett menegaskan bahwa strategi ini akan berlanjut hingga ia menemukan investasi yang dinilai layak.

Baca Juga: Bocoran Warren Buffett: 2 Investasi Ini Bisa Melonjak dalam Beberapa Dekade ke DepanLangkah Buffett ini menunjukkan kehati-hatian dalam menghadapi valuasi tinggi di pasar saham dan ketidakpastian kebijakan pajak, sekaligus mempertegas preferensinya terhadap keamanan modal dalam jangka pendek.

Selanjutnya: Intip Perbedaan Spesifikasi Samsung Galaxy A36 5G dan Samsung Galaxy A35 5G Indonesia

Menarik Dibaca: Promo McD Buka Puasa Bertiga 17-20 Maret, 3 Paket Nasi + Ayam Hanya Rp 59.000-an


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×