Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Baru-baru ini, investor kawakan Warren Buffett menentang Bitcoin. Dia menyebut aset tersebut seperti "racun tikus" dan mengatakan bahwa dia tidak akan pernah berinvestasi di dalamnya.
Melansir The Motley Fool, ini bukan pertama kalinya Warren Buffett mengkritik mata uang kripto. Akan tetapi, pernyataannya kali ini kemungkinan merupakan pernyataan yang paling tajam dari yang pernah ada.
Seperti yang diketahui, Warren Buffett dan mitranya Charlie Munger telah mencela kripto selama bertahun-tahun. Munger, khususnya, sangat kritis dengan melihat semua aset kripto sebagai penipuan.
Namun kita tidak bisa membantah return yang diberikan Bitcoin. Sejak 2011, cryptocurrency terbesar di dunia telah tumbuh sebesar 293% per tahun di mana returnnya lebih dari 4.000.000%!
Baca Juga: Belajar investasi? Warren Buffett beri rekomendasi 5 buku tentang investasi ini
Menurut artikel Cointelegraph Desember 2020, Bitcoin memiliki return mencapai 8.900.000% dari awal hingga tanggal itu. Inilah salah satu return terbaik dari aset apa pun dalam sejarah peradaban, dan tampaknya akan terus berlanjut tahun ini.
Ketika Warren Buffett menyebut Bitcoin sebagai "racun tikus", yang dia maksud adalah bahwa itu adalah aset "gelembung" tanpa nilai intrinsik.
Baca Juga: Inilah 10 quotes inspiratif dari Warren Buffett yang bisa jadi penyemangat
Dalam wawancara CNBC 2018, dia mengatakan dia akan menggunakan lima tahun untuk setiap cryptocurrency jika dia bisa. Jadi, menurutnya sebagian besar aset ini akan runtuh nilainya secara besar-besaran.
Untuk mengevaluasi klaim tersebut, The Motley Fool membandingkan Bitcoin dengan gelembung masa lalu yang runtuh, yakni: Tulipmania dan South Sea Bubble. Keduanya merupakan contoh klasik dalam sejarah maniak keuangan dan sering dibandingkan dengan Bitcoin itu sendiri.
Baca Juga: Warren Buffett besiap menunggu koreksi saat saham global sentuh level tertinggi
Garis waktu untuk gelembung ini adalah sebagai berikut:
- Tulipmania: 1636 hingga 1637 (satu tahun).
- South Sea Bubble: 1711 hingga 1720 (sembilan tahun), dengan ayunan harga paling jelas terjadi pada 1720.
Jadi, dua gelembung yang paling sering dibandingkan dengan Bitcoin jauh lebih pendek daripada kenaikan Bitcoin yang berlangsung selama 11 tahun. Ini sangat terlihat jika Anda melihat lonjakan harga di 1720 dan keruntuhan di South Sea Bubble sebagai gelembung “sebenarnya”.
Baca Juga: Indikator saham favorit Warren Buffett terlihat saat indeks global ke level tertinggi
The Motley Fool menulis, berdasarkan perbandingan di atas, tampaknya Bitcoin bukanlah aset "gelembung" spekulatif seperti yang dipikirkan oleh Warren Buffett.
Gelembung sering kali didefinisikan sebagai "kenaikan harga jangka pendek yang cepat yang didorong oleh mania spekulatif". Kenaikan jangka panjang Bitcoin tidak memenuhi setidaknya satu dari kriteria - yaitu "jangka pendek". Ini telah berlangsung terlalu lama untuk menjadi gelembung biasa.