Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dalam wawancara CNBC 2018, dia mengatakan dia akan menggunakan lima tahun untuk setiap cryptocurrency jika dia bisa. Jadi, menurutnya sebagian besar aset ini akan runtuh nilainya secara besar-besaran.
Untuk mengevaluasi klaim tersebut, The Motley Fool membandingkan Bitcoin dengan gelembung masa lalu yang runtuh, yakni: Tulipmania dan South Sea Bubble. Keduanya merupakan contoh klasik dalam sejarah maniak keuangan dan sering dibandingkan dengan Bitcoin itu sendiri.
Baca Juga: Warren Buffett besiap menunggu koreksi saat saham global sentuh level tertinggi
Garis waktu untuk gelembung ini adalah sebagai berikut:
- Tulipmania: 1636 hingga 1637 (satu tahun).
- South Sea Bubble: 1711 hingga 1720 (sembilan tahun), dengan ayunan harga paling jelas terjadi pada 1720.
Jadi, dua gelembung yang paling sering dibandingkan dengan Bitcoin jauh lebih pendek daripada kenaikan Bitcoin yang berlangsung selama 11 tahun. Ini sangat terlihat jika Anda melihat lonjakan harga di 1720 dan keruntuhan di South Sea Bubble sebagai gelembung “sebenarnya”.
Baca Juga: Indikator saham favorit Warren Buffett terlihat saat indeks global ke level tertinggi
The Motley Fool menulis, berdasarkan perbandingan di atas, tampaknya Bitcoin bukanlah aset "gelembung" spekulatif seperti yang dipikirkan oleh Warren Buffett.
Gelembung sering kali didefinisikan sebagai "kenaikan harga jangka pendek yang cepat yang didorong oleh mania spekulatif". Kenaikan jangka panjang Bitcoin tidak memenuhi setidaknya satu dari kriteria - yaitu "jangka pendek". Ini telah berlangsung terlalu lama untuk menjadi gelembung biasa.