kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Warren Buffett Menilai Tarif Trump Adalah Kesalahan Besar, Ini 9 Alasannya


Jumat, 11 April 2025 / 03:30 WIB
Warren Buffett Menilai Tarif Trump Adalah Kesalahan Besar, Ini 9 Alasannya
ILUSTRASI. Warren Buffett, salah satu investor paling sukses dalam sejarah, telah lama memperingatkan bahaya ekonomi dari tarif. REUTERS/Rick Wilking


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, salah satu investor paling sukses dalam sejarah, telah lama memperingatkan bahaya ekonomi dari tarif. 

Kritiknya itu Kembali menjadi sorotan di tahun 2025 ketika ia menyebut kebijakan tarif Trump sebagai "tindakan perang" dan "pajak atas barang" selama wawancara CBS.

Ketika pasar terguncang oleh ketegangan perdagangan, nasihat Buffett yang tak lekang oleh waktu tentang menavigasi volatilitas—"Takutlah ketika orang lain serakah, dan serakahlah ketika orang lain takut"—memberikan sudut pandang yang berlawanan dengan kekacauan tersebut.

Melansir New Trader U, artikel ini membahas peringatan Buffett, data di balik dampak ekonomi tarif, dan mengapa ia memandang proteksionisme sebagai langkah yang salah yang merugikan. 

Berikut ini alasan mengapa Warren Buffett menganggap tarif Trump sebagai kesalahan besar:

1. Tarif sebagai Pajak Tersembunyi bagi Konsumen Amerika

Buffett secara konsisten mengkritik tarif sebagai beban keuangan terselubung bagi rumah tangga. 

Dalam wawancara CBS pada Maret 2025, ia menekankan bahwa tarif berfungsi sebagai "pajak atas barang" dari waktu ke waktu, menepis anggapan bahwa kekuatan eksternal menyerap biaya-biaya ini.

"Peri Gigi tidak membayar mereka!" candanya.

Baca Juga: Bukan Hanya Kerja Keras, Warren Buffett Ungkap Faktor Meraih Kesuksesan Finansial

Hal itu menggarisbawahi bagaimana konsumen pada akhirnya menanggung beban melalui harga yang lebih tinggi. Yale Budget Lab memperkirakan tarif Trump dapat menaikkan harga konsumen AS sebesar 2,3%, yang membebani rumah tangga rata-rata US$ 3.800 per tahun.

Untuk barang-barang penting seperti pakaian, tarif pada tekstil Asia Tenggara dapat meningkatkan harga sebesar 17%. Angka-angka ini sejalan dengan peringatan Buffett bahwa tarif mendistorsi pasar tanpa mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang mendasarinya.

2. Mentalitas "Tindakan Perang": Bagaimana Tarif Mengganggu Perdagangan Global

Buffett menyamakan tarif dengan "tindakan perang" dalam wawancara CBS-nya, menyoroti potensinya untuk memicu siklus pembalasan. 

Analogi ini menggemakan kesalahan langkah historis seperti Undang-Undang Smoot-Hawley tahun 1930, yang memangkas perdagangan global hingga 65% selama Depresi Besar.

Tarif Trump pada April 2025—25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada, ditambah 10% untuk barang-barang Tiongkok—memicu kekacauan pasar langsung, dengan anjloknya S&P 500 memicu anjloknya S&P 500 sebesar 10,5% selama dua hari perdagangan berikutnya, menghapus sekitar US$ 5 triliun dalam nilai pasar.

Baca Juga: Bukan Hanya Kerja Keras, Warren Buffett Ungkap Faktor Meraih Kesuksesan Finansial

Hal ini menandai penurunan dua hari terburuk indeks tersebut sejak Maret 2020. 

Menurut Tax Foundation, tindakan pembalasan kini mengancam ekspor AS senilai US$ 330 miliar. Kritik Buffett berpusat pada konsekuensi berjenjang: rantai pasokan terganggu, berkurangnya investasi asing, dan aliansi yang tegang dengan mitra dagang.
 

3. Volatilitas Pasar sebagai Peluang: Filosofi Investasi Buffett yang Kontradiktif

Meskipun menentang tarif, Buffett mendesak investor untuk melihat kepanikan pasar sebagai peluang. Opininya di New York Times tahun 2008, “Beli Saham Amerika. Saya,” menganjurkan pembelian saham yang dinilai rendah selama krisis. Filosofi ini muncul kembali pada bulan April 2025 ketika tarif memicu penurunan Dow Jones sebesar 1.400 poin.

Dalam surat pemegang sahamnya tahun 2017, Buffett mengutip pernyataan Rudyard Kipling, “Jika Anda dapat tetap tenang ketika semua orang di sekitar Anda kehilangan akal sehat mereka… Jika Anda dapat menunggu dan tidak lelah dengan menunggu… Jika Anda dapat memercayai diri sendiri ketika semua orang meragukan Anda… Bumi dan semua isinya adalah milik Anda.”

Ia kemudian menasihati, “Takutlah ketika orang lain serakah, dan serakahlah ketika orang lain takut,” sebuah mantra yang menekankan nilai jangka panjang daripada kekacauan jangka pendek.

4. Mengulang Sejarah: Peringatan Buffett terhadap Kesalahan Era Smoot-Hawley

Referensi Buffett terhadap Smoot-Hawley menggarisbawahi keyakinannya bahwa tarif berisiko mengulangi kesalahan fatal. Tax Foundation memperkirakan tarif Trump dapat mengurangi PDB AS sebesar 0,7% — hambatan yang diperburuk oleh tindakan pembalasan.

Sebaliknya, tarif tahun 1930-an memperdalam Depresi Hebat, menyusutkan perdagangan global, dan memperburuk pengangguran. Skeptisisme Buffett berasal dari kecenderungan tarif untuk memicu kebijakan balasan daripada negosiasi yang konstruktif.

Baca Juga: Trik Ciamik Warren Buffett Soal Menjadi Kaya di Tengah Huru Hara Tarif Trump

5. Kekeliruan Peri Gigi: Mengapa Tarif Bukan Solusi yang Tidak Menyakitkan

Buffett memandang gagasan bahwa tarif tanpa rasa sakit memperkuat ekonomi sebagai mitos. 

"Dalam ekonomi, Anda harus selalu bertanya: 'Lalu apa?'" 

Ia memperingatkan, menunjuk pada konsekuensi yang tidak diinginkan.

Tax Foundation memproyeksikan tarif Trump dapat mengurangi lapangan kerja penuh waktu sebanyak 142.000 pekerjaan dan menurunkan upah sebanyak 1,9%. 

Hasil ini bertentangan dengan klaim bahwa tarif melindungi industri dalam negeri, sebaliknya mengungkap perannya sebagai pajak regresif yang secara tidak proporsional memengaruhi rumah tangga berpendapatan rendah.

6. Konsekuensi yang Tidak Diinginkan: Inflasi, Pembalasan, dan Perlambatan Ekonomi

Tekanan inflasi tarif sudah mulai terlihat. Goldman Sachs merevisi probabilitas resesi AS menjadi 45% jika tarif terus berlanjut, sementara Morgan Stanley memperingatkan risiko resesi global sebesar 60%.

Jamie Dimon dari JPMorgan mencatat tarif "tentu akan memperlambat pertumbuhan," dengan mengutip potensi stagflasi. 

Baca Juga: Warren Buffett Raup Cuan Besar di Tengah Badai Tarif Trump yang Guncang Pasar Global

Wendy Cutler dari Asia Society Policy Institute memperingatkan "penurunan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi global" karena volume perdagangan menyusut dan bisnis menunda investasi.

7. Membandingkan Solusi Defisit Perdagangan Buffett dengan Pendekatan Trump

Buffett telah lama berpendapat bahwa defisit perdagangan harus diatasi melalui daya saing, bukan proteksionisme. Dalam sebuah penelitian tahun 2000-an, ia mengusulkan “Sertifikat Impor” untuk menyeimbangkan perdagangan tanpa tarif.

Di bawah sistem ini, eksportir AS akan menerima IC yang setara dengan nilai ekspor mereka, yang kemudian perlu dibeli oleh importir untuk membawa barang ke negara tersebut. Mekanisme ini akan membatasi impor pada tingkat ekspor, menciptakan kerangka kerja perdagangan yang menyeimbangkan diri sendiri.

Buffett menekankan bahwa IC berfungsi sebagai “tarif yang disebut dengan nama lain” tetapi menghindari penargetan industri atau negara tertentu. Dengan memberi insentif ekspor dan memungkinkan kekuatan pasar untuk menentukan arus perdagangan, rencana tersebut bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan tanpa memicu tindakan pembalasan.

Namun, Buffett mengakui bahwa IC akan menaikkan harga impor, yang secara efektif bertindak sebagai pajak konsumen—sebuah trade-off yang ia anggap perlu untuk mencegah erosi jangka panjang kedaulatan ekonomi AS melalui utang yang tidak berkelanjutan dan kepemilikan aset asing.

Sebaliknya, tarif timbal balik Trump mengadopsi kerangka kerja zero-sum. Tax Foundation memperkirakan kebijakan ini dapat menghilangkan 605.000 pekerjaan di AS, dengan sektor seperti otomotif dan baja yang paling terpukul.

8. Data di Balik Kerusakan: Kerugian PDB dan Beban Biaya Rumah Tangga

Model ekonomi menggambarkan gambaran yang gamblang. Tax Foundation memproyeksikan tarif Trump akan mengurangi PDB sebesar 0,7%, naik menjadi 0,8% dengan pembalasan. 

Rumah tangga menghadapi beban ganda: US$ 1.900 per tahun dari tarif dasar dan US$ 2.100 dari biaya tambahan "Hari Pembebasan" April 2025. 

Biaya ini membebani pendapatan yang dapat dibelanjakan, berpotensi mengekang belanja konsumen—landasan pertumbuhan ekonomi AS.

Tonton: Warren Buffett Tawarkan 1 Nasihat Perencanaan Harta untuk Kelas Menengah

9. Peringatan Misinformasi: Membongkar Klaim Palsu Tentang Sikap Buffett

Pada April 2025, Trump membagikan video yang secara keliru mengklaim Buffett memuji tarifnya sebagai "langkah ekonomi terbaik dalam 50 tahun." 

Berkshire Hathaway dengan cepat membantahnya: "Semua laporan tersebut salah." 

Sejak Maret, Buffett menghindari komentar publik, membantah narasi viral yang salah menggambarkan kritik ekonomi nonpartisannya.



TERBARU

[X]
×