Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun, Profesor Wendy Barclay dari Imperial College London mengungkapkam situasinya sekarang ini berbeda.
"Sebelumnya virus lebih sulit untuk masuk ke sel tubuh karena memerlukan reseptor ACE2 yang ada pada orang dewasa. Tapi sekarang virus dapat lebih mudah masuk ke sel," katanya kepada Express.
Hal inilah yang kemudian membuat anak-anak bisa menjadi lebih rentan untuk terinfeksi Covid-19.
"Bukan karena virus tersebut secara khusus menargetkan anak-anak. Tetapi karena sekarang lebih sedikit yang bisa menghambat virus masuk ke sel," ujar Barclay.
Baca Juga: Soal mutasi virus Covid-19, Menkes: Lebih cepat menular tapi tak lebih berbahaya
“Mengingat pola pencampuran virus, maka akan melihat lebih banyak anak yang terinfeksi," tambahnya.
Hingga saat ini para peneliti terus mempelajari efek dari strain virus corona baru. Gejala yang ditimbulkan masih sama seperti sebelumnya.
Baca Juga: Indonesia hadapi 37 kasus trade remedies selama pandemi, begini saran Kadin
WebMD melaporkan gejala infeksi antara lain demam, batuk, sesak atau sulit napas, kelelahan, menggigil, dan terkadang gemetar. Bisa juga muncul gejala pegal-pegal, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, kehilangan penciuman, mual, dan diare.
Barclay mengingatkan, virus dapat menyebabkan pneumonia, gagal napas, masalah jantung, masalah hati, syok septik, dan kematian.
"Banyak komplikasi Covid-19 yang mungkin disebabkan oleh kondisi sindrom pelepasan sitokin atau badai sitokin," tambahnya.