Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat
Sebelumnya pada Senin (20/1), otoritas Cina melaporkan bahwa jumlah kasus ini telah meningkat tiga kali lipat pada akhir pekan menjadi 218 kasus. Wabah telah menyebar ke Beijing, Shanghai dan Shenzen, ratusan mil dari Wuhan, tempat virus pertama kali muncul bulan lalu.
Thailand juga telah melaporkan dua kasus, sementara Jepang dan Korea Selatan melaporkan masing-masing satu kasus, menjadikan total secara global menjadi 222 kasus.
Penyebaran wabah dikhawatirkan terjadi ketika negara itu bersiap-siap untuk liburan Tahun Baru Imlek akhir pekan ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa ada bukti "terbatasnya penularan dari manusia ke manusia" dari virus baru ini meningkatkan kekhawatiran akan wabah regional yang lebih luas.
Baca Juga: Korea Selatan mengonfirmasi kasus pertama virus corona dari pengunjung Tiongkok
Tiga kasus di luar Tiongkok semuanya dikaitkan dengan Wuhan. Pada hari Senin, Korea Selatan juga mengkonfirmasi kasus pertama virus itu.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan, seorang wanita China berusia 35 tahun terdeteksi dengan pemeriksaan suhu pada hari Minggu ketika tiba di Bandara Internasional Incheon di Seoul dari Wuhan.
Dia telah dikarantina dan dalam kondisi stabil. Wanita itu, seorang penduduk Wuhan, telah merencanakan untuk pergi berlibur di Korea Selatan dan Jepang bersama lima orang lainnya.
Baca Juga: Korban tewas virus misterius di China bertambah, banyak negara kini waspada
Wanita itu mengatakan dia menderita demam dan nyeri otot pada hari Sabtu dan diresepkan obat flu oleh seorang dokter di Wuhan, menurut CDC.
Hampir 7 juta orang Cina diperkirakan telah melakukan perjalanan ke luar negeri tahun lalu selama musim liburan Tahun Baru Imlek. "Saya percaya turis Tiongkok akan membawa virus ke banyak negara lain di Asia dalam beberapa hari mendatang, karena perjalanan mereka ke luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek," kata Profesor David Hui Shu-cheong, seorang ahli pernapasan di Chinese University of Hong Kong kepada CNN, Senin (20/1).