kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

WHO: Anak berisiko rendah terhadap COVID, vaksin harus diberikan ke negara miskin


Kamis, 25 November 2021 / 06:24 WIB
WHO: Anak berisiko rendah terhadap COVID, vaksin harus diberikan ke negara miskin
ILUSTRASI. WHO mengatakan, negara-negara harus berbagi dosis vaksin dengan program COVAX untuk menyerahkannya ke negara miskin. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Rabu (24/11/2021) menegaskan, karena anak-anak dan remaja berisiko lebih rendah terkena penyakit COVID-19 yang parah, negara-negara harus memprioritaskan orang dewasa dan berbagi dosis vaksin dengan program COVAX untuk menyerahkannya ke negara-negara miskin.

Melansir Reuters, pedoman sementara WHO dikeluarkan karena badan pengatur obat-obatan dan makanan (BPOM) di sejumlah negara mengizinkan vaksin tertentu untuk digunakan pada anak-anak, termasuk Amerika Serikat, China, Uni Eropa, India dan Israel, dan yang terbaru Kanada minggu lalu.

“Karena anak-anak dan remaja cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa, kecuali jika mereka berada dalam kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 parah, vaksinasi terhadap mereka kurang mendesak dibandingkan orang tua, mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis, dan petugas kesehatan,” kata WHO.

WHO menambahkan, anak-anak dapat mengalami long Covid-19 dengan gejala yang berkepanjangan tetapi ini masih dalam penyelidikan.

Beberapa faktor risiko COVID-19 parah pada anak-anak telah dilaporkan termasuk usia yang lebih tua, obesitas dan kondisi yang sudah ada sebelumnya termasuk diabetes tipe 2, asma dan penyakit jantung.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 lengkap mencapai lebih dari 91 juta orang hingga 24 November 2021

Meski demikian, WHO menegaskan, mempertahankan pendidikan untuk semua anak usia sekolah harus menjadi prioritas penting selama pandemi, meskipun langkah-langkah mitigasi penularan mungkin diperlukan di sekolah.

Mengingat kendala pasokan vaksin, program imunisasi harus fokus pada perlindungan kelompok yang berisiko tinggi dirawat di rumah sakit dan kematian, kata WHO.

Baca Juga: WHO: Eropa masih dalam cengkeraman kuat dari pandemi virus corona

"Karena banyak bagian dunia menghadapi kekurangan vaksin yang ekstrem, negara-negara dengan cakupan tinggi pada populasi berisiko harus memprioritaskan pembagian global vaksin COVID-19 sebelum memvaksinasi anak-anak, remaja," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×