kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

WHO cemaskan soal nasioalisme vaksin, apa itu?


Rabu, 19 Agustus 2020 / 04:25 WIB
WHO cemaskan soal nasioalisme vaksin, apa itu?
ILUSTRASI. WHO mencemaskan soal nasionalisme vaksin. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

"Namun, beberapa negara menunggu tenggat waktu 31 Agustus sebelum membuat komitmen karena persyaratan fasilitas masih diselesaikan," kata Bruce Aylward, yang memimpin inisiatif Akselerator ACT WHO untuk mempercepat pasokan diagnostik, obat-obatan, dan vaksin COVID-19.

Dengan lebih dari 150 vaksin dalam pengembangan, sekitar dua lusin dalam studi manusia dan beberapa dalam uji coba tahap akhir, WHO mengatakan bahkan negara-negara yang menandatangani kesepakatan bilateral meningkatkan peluang mereka dengan bergabung dengan COVAX.

Baca Juga: Setelah Malaysia, virus corona yang 10 kali lebih menular terdeteksi di Singapura

“Kandidat mana yang akan berhasil, kami belum tahu,” kata Mariangela Simao, asisten direktur akses obat dan vaksin WHO. “Dengan bergabung di fasilitas pada saat yang sama Anda melakukan kesepakatan bilateral, Anda sebenarnya bertaruh pada lebih banyak kandidat vaksin.”

COVAX sekarang mencakup sembilan kandidat vaksin.

Didorong oleh anak muda

Badan kesehatan global ini juga menyuarakan keprihatinan bahwa penyebaran pandemi saat ini didorong oleh orang-orang yang lebih muda, di mana banyak dari mereka tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, menimbulkan bahaya bagi kelompok-kelompok yang rentan di daerah padat penduduk dengan sistem kesehatan yang lemah.

Baca Juga: Obat Covid-19 pertama dunia dari Indonesia tunggu lampu hijau BPOM

"Epidemi sedang berubah," kata direktur regional Pasifik Barat WHO, Takeshi Kasai. “Orang-orang berusia 20-an, 30-an, dan 40-an semakin mendorong penyebaran.”



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×