kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.718   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.337   18,53   0,22%
  • KOMPAS100 1.160   0,24   0,02%
  • LQ45 848   0,76   0,09%
  • ISSI 288   1,37   0,48%
  • IDX30 443   -2,30   -0,52%
  • IDXHIDIV20 511   -0,47   -0,09%
  • IDX80 130   0,11   0,09%
  • IDXV30 137   0,41   0,30%
  • IDXQ30 141   -0,81   -0,57%

Woodside akan akuisisi Oil Search US$ 8,1 miliar


Rabu, 09 September 2015 / 10:23 WIB
Woodside akan akuisisi Oil Search US$ 8,1 miliar


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Hendra Gunawan

MELBOURNE. Bisnis minyak dan gas (migas) yang tengah lesu justru dilihat sebagai sebuah peluang bagi pebisnis migas untuk berekspansi. Ambil contoh, Woodside Petroleum Ltd, produsen migas terbesar di Australia.

Woodside saat ini sedang menjajaki akuisisi saham Oil Search Ltd. Woodside berkeinginan membeli saham Oil Search senilai A$ 11,65 miliar atau sekitar US$ 8,1 miliar.

Woodside menilai, prospek Oil Search cukup menarik lantaran memiliki tambang dengan orientasi ekspor di Papua Nugini. Harapannya, akuisisi ini bisa mengangkat kinerja Woodside.

Dalam transaksi ini, Woodside tidak akan membayar secara tunai. Perusahaan migas ini akan membayar dengan cara tukar guling saham. Woodside akan membayar empat saham Oil Search dengan satu saham Woodside.

Chief Executive Officer Woodside, Peter Coleman mengatakan, sejak Mei tahun lalu, pihaknya memang sudah mengincar Papua Nugini sebagai salah satu wilayah investasi baru setelah Israel keluar dari wilayah tersebut. Nah, Oil Search pun menjadi incaran lantaran kinerja perusahaan ini cukup mentereng karena memiliki proyek gas alam di Papua Nugini.

Oil Search tercatat memiliki 29% saham PNG LNG, proyek gas alam hasil kerjasama dengan Exxon Mobil Corp.

Dalam aksinya kali ini, Oil Search menunjuk Morgan Stanley dan Allens sebagai penasihat. Sementara Woodside dibantu Bank of America Corp, Gresham Advisory Partners Ltd dan Herbers Smith Freehils LLP.

Meski kinerja keuangan terus meningkat, harga saham Oil Search telah turun sejak bulan lalu. Managing Director Oil Search, Peter Botten kepada Bloomberg mengatakan, penurunan harga saham tersebut karena lebih faktor jatuhnya harga minyak.

Nik Burns, analis UBS Group AG di Melbourne dalam risetnya menulis, penawaran harga akuisisi yang diterima Oil Search lebih rendah dari prospek kinerja Oil Search. Hitungan dia, penawaran dari Woodside itu tak mencerminkan harga minyak di level US$ 68,3 per barel.

Padahal, kinerja Oil Search di kuartal I-2015 lalu cukup bagus. Produksi Oil Search naik tiga kali lipat menjadi 14,3 juta barel. Sedangkan, penjualan naik menjadi sekitar US$ 864 juta.  Kenaikan pendapatan salah satunya karena proyek PNG LNG.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×