Sumber: Al Jazeera,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Enoch Wu, seorang aktivis politik Taiwan dan mantan staf di Dewan Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia memperkirakan permusuhan antar kedua pihak akan meningkat.
"Tentu saja jumlah latihannya cukup tinggi tahun ini, tapi saya pikir kita harus melihatnya sebagai bagian dari tren jangka panjang. Setiap tahun, China terus meningkat dan meningkatkan aktivitas militernya, jadi dari tempat saya duduk, saya melihat bahwa sebagai bagian dari pola jangka panjang, permusuhan mungkin akan meningkat," kata Wu.
Baca Juga: Taiwan beritahu AS, China mau mengubahnya jadi Hong Kong berikutnya
"Ada ekspektasi publik di sini bahwa China akan terus meningkatkan tekanan, dan masih banyak lagi yang bisa mereka lakukan, dan akan lakukan, sebelum invasi terjadi."
Menurut Al Jazeera, krisis besar terakhir antara Beijing dan Taipei terjadi pada 1995-1996 ketika China menembakkan rudal ke perairan Taiwan menyusul kunjungan Presiden Taiwan Lee Teng-hui ke AS tak lama sebelum pemilihannya.
Sejak itu, Wu mengatakan China terus meningkatkan kemampuan Tentara Pembebasan Rakyat. "Insiden penting lainnya termasuk mendeklarasikan Zona Identifikasi Pertahanan Udara Laut China Timur, pembangunan pulau dan militerisasi di Laut China Selatan, pertempuran perbatasan dengan India, dan konflik dengan penjaga pantai dan kapal penangkap ikan Jepang," katanya.