kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Xi Jinping: Tanpa tentara yang kuat, tidak akan ada ibu pertiwi yang kuat


Sabtu, 24 Oktober 2020 / 06:59 WIB
Xi Jinping: Tanpa tentara yang kuat, tidak akan ada ibu pertiwi yang kuat
ILUSTRASI. Presiden China Xi menyerukan untuk mempercepat modernisasi pertahanan dan angkatan bersenjata negara.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping mengatakan pada hari Jumat (23/10/2020), China tidak akan pernah membiarkan kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunannya dirusak. Dia juga menegaskan rakyat China tidak boleh dianggap enteng.

Mengutip Reuters, Xi dalam pidatonya di Aula Besar Rakyat mengatakan, setiap tindakan unilateralisme, monopoli, dan intimidasi tidak akan berhasil, dan hanya akan mengarah pada jalan buntu.

"Biarkan dunia tahu bahwa rakyat China sekarang terorganisir, dan tidak boleh dianggap enteng," kata Xi, mengutip Mao Zedong, bapak pendiri Republik Rakyat China.

Xi berbicara pada peringatan 70 tahun pengerahan pasukan China ke semenanjung Korea untuk membantu Korea Utara melawan pasukan PBB dan Korea Selatan yang dipimpin AS selama perang 1950-53.

Baca Juga: Lagi, AS tuding China coba mencuri penelitian vaksin virus corona dari negara Barat

Xi tidak secara langsung merujuk pada Amerika Serikat saat ini, yang mana hubungannya dengan China telah tenggelam ke titik terendah dalam beberapa dekade terakhir di tengah perselisihan dengan pemerintah Presiden AS Donald Trump.

Dua ekonomi terbesar dunia mengalami pertikaian yang disebabkan oleh beragam masalah, mulai dari perdagangan, persaingan teknologi dan keamanan hingga hak asasi manusia dan virus corona.

Baca Juga: Siap invansi Taiwan, China kerahkan rudal hipersonik tercanggih ke pesisir tenggara

Xi juga menyerukan untuk mempercepat modernisasi pertahanan dan angkatan bersenjata negara.

“Tanpa tentara yang kuat, tidak akan ada ibu pertiwi yang kuat,” katanya.

Ketegangan dengan AS

Korea Utara berperang pada tahun 1950 dengan Korea Selatan, yang didukung oleh pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sebagian besar terdiri dari pasukan AS.

Pada Oktober 1950, pasukan Tiongkok menyeberangi Sungai Yalu di perbatasan dengan Korea Utara, sementara Soviet menyediakan perlindungan udara.

Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953. Ini bukan perjanjian damai, sehingga meninggalkan semenanjung itu dalam keadaan perang teknis.

Selanjutnya: Xi Jinping batuk-batuk, begini reaksi dunia



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×