Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pendapatan pajak Jepang untuk tahun fiskal yang berakhir Maret mencatatkan rekor barunya ditengah tren pelemahan yen dan tingginya inflasi.
Dilansir dari Reuters, pada Rabu (3/7), pendapatan pajak naik dari ¥71,1 triliun menjadi ¥72,1 triliun atau sekitar US$ 446 miliar dan pendapatan pajak perusahaan tumbuh dari ¥14,9 triliun menjadi ¥15,9 triliun. Namun pendapatan pajak penghasilan untuk tahun fiskal 2022, turun dari ¥22,5 triliun menjadi ¥22,1 triliun.
Dengan kenaikan ini, sebenarnya kondisi fiskal Jepang masih sangat buruk. Negara ini mempunyai beban utang publik terberat di antara negara-negara maju. Menurut Dana Moneter Internasional jumlah utangnya diperkirakan mencapai ¥1,105 triliun pada akhir tahun 2024 atau setara dengan lebih dari 250% produk domestik bruto.
Baca Juga: Yen Anjlok ke Level Terendah Dalam 38 Tahun, Pasar Menantang Otoritas Untuk Bertindak
Bank Sentral Jepang diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun ini. Pemerintah Jepang bulan lalu menegaskan kembali komitmennya untuk menyeimbangkan anggaran pada tahun fiskal yang dimulai pada bulan April 2026 dalam rencana kebijakan tahunan terbarunya.
Sebenarnya rekor pendapatan pajak ini mencerminkan dampak pelemahan yaitu meningkatkan pendapatan eksportir Jepang seperti Toyota Motor Corp., yang membukukan rekor laba operasional. Dengan pelemahan yen terhadap dolar AS, eksportir terus memperoleh keuntungan.
Penerimaan pajak yang lebih baik dari perkiraan ini juga menimbulkan pertanyaan apakah Perdana Menteri Fumio Kishida mempertimbangkan untuk menerapkan pemotongan pajak lagi. Tahun lalu Jepang melakukan pemotongan pajak sebesar ¥40.000 untuk mengembalikan peningkatan pendapatan pajak kepada masyarakat.