Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, membela keputusannya untuk menerapkan darurat militer beberapa waktu lalu sebagai upaya untuk melindungi demokrasi negara.
Dalam pidato publiknya hari Kamis (12/12), Yoon mengecam lawan-lawan politiknya sebagai "kekuatan anti-negara", sekaligus menuduh Korea Utara telah meretas pemilu Korea Selatan.
Yoon mengatakan, Komisi Pemilihan Umum Nasional Korea Selatan telah diretas oleh Korea Utara tahun lalu. Yoon mengklaim lembaga pemilihan itu menolak untuk bekerja sama dalam penyelidikan dan pemeriksaan sistemnya.
"Saya akan berjuang sampai akhir," kata Yoon dalam pidatonya, dikutip Reuters.
Baca Juga: Menakar Nasib Yoon Suk Yeol Pasca Darurat Militer yang Gagal di Korea Selatan
Yoon merasa bahwa darurat militer harus diambil untuk menghentikan gerakan kelompok yang berusaha mengambil alih pemerintahan.
"Kelompok kriminal yang telah melumpuhkan urusan negara dan mengganggu supremasi hukum harus dihentikan dengan segala cara agar tidak mengambil alih pemerintahan," lanjutnya.
Partai Yoon mengalami kekalahan telak dalam pemilu bulan April. Hasilnya, Partai Demokrat menguasai penuh majelis tunggal.
Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party), yang mengusung Yoon, mengatakan presiden tidak menunjukkan tanda-tanda mengundurkan diri dan harus dimakzulkan.
Baca Juga: Rangkuman Apa yang Terjadi di Korea Selatan Dalam Semalam
Yoon menghadapi pemungutan suara pemakzulan kedua di parlemen yang diperkirakan akan diadakan pada hari Sabtu (14/12) mendatang. Pemungutan suara pertama gagal karena sebagian besar partai yang berkuasa memboikot pemungutan suara tersebut.
Saat ini pun Yoon masih ada dalam penyelidikan kriminal atas dugaan pemberontakan terkait deklarasi darurat militer yang gagal pada 3 Desember.
Keputusan Yoon itu memicu krisis politik terbesar di Korea Selatan dalam beberapa dekade. Situasi ini membuat ribuan warga Seoul turun ke jalan dan mengepung gedung Majelis Nasional.
Para anggota parlemen pun langsung mengadakan rapat darurat pada dini hari untuk membatalkan keputusan presiden. Rapat berlangsung di tengah kepungan aparat militer.
Tonton: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Umukan Darurat Militer