Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Google melalui platform video YouTube mengumumkan kebijakan baru yang dinilai sebagai “pembaruan mengecewakan” bagi jutaan pengguna dan kreator konten di Australia.
Perusahaan menyatakan akan mematuhi aturan larangan media sosial bagi remaja di bawah 16 tahun yang diberlakukan pemerintah Australia, dengan memblokir akses pengguna di bawah usia 16 tahun dalam beberapa hari ke depan.
Keputusan ini mengakhiri ketegangan antara raksasa internet tersebut dan pemerintah Australia. Awalnya, YouTube sempat dikecualikan dari aturan tersebut dengan alasan banyak digunakan untuk kebutuhan pendidikan. Namun, setelah masuk dalam cakupan regulasi, Google mengatakan telah mencari nasihat hukum untuk merespons keputusan pemerintah.
“Mulai sekarang, pengguna harus berusia 16 tahun atau lebih untuk masuk ke YouTube,” tulis perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Ekonomi Australia Tumbuh 0,4% pada Kuartal III 2025, Meleset dari Perkiraan
“Ini adalah pembaruan yang mengecewakan untuk disampaikan. Aturan ini tidak akan memenuhi janji untuk membuat anak-anak lebih aman secara online, dan justru akan membuat anak-anak Australia kurang aman di YouTube.” tambah pernyataan tersebut.
Aturan Australia Dipantau Negara Lain
Larangan ini menjadi perhatian negara-negara lain yang sedang mempertimbangkan regulasi serupa. Hal ini berpotensi menciptakan preseden global mengenai bagaimana perusahaan teknologi besar asal AS menyeimbangkan keamanan anak dengan akses terhadap layanan digital.
Pemerintah Australia menyatakan bahwa langkah tersebut diambil sebagai respon terhadap bukti yang menunjukkan bahwa platform media sosial dinilai tidak cukup melindungi anak-anak dari konten berbahaya.
Akun Pengguna di Bawah 16 Tahun Akan Dikeluarkan
Dalam mekanisme penerapan aturan, YouTube menyebut bahwa pengguna berusia di bawah 16 tahun akan otomatis dikeluarkan dari akun mulai 10 Desember. Akibatnya, mereka tidak bisa lagi melakukan subscribe, menyukai, atau berkomentar, meskipun masih diperbolehkan menonton konten dalam kondisi logged out.
Kebijakan ini juga berdampak pada kreator konten muda yang tidak lagi bisa masuk dan mengunggah video. YouTube tidak menjelaskan secara rinci bagaimana proses verifikasi umur akan dijalankan.
Baca Juga: YouTube Patuh pada Aturan Larangan Medsos untuk Remaja di Australia
Perusahaan juga menegaskan kembali bahwa larangan tersebut justru mengurangi efektivitas fitur kontrol orang tua (parental controls).
“Kontrol orang tua hanya bekerja ketika anak pra-remaja atau remaja masuk ke akun. Jika mereka tidak bisa login, pengaturan yang Anda pilih tidak lagi berlaku,” tulis YouTube dalam email kepada orang tua.
Pemerintah Australia Kritik Respons YouTube
Menteri Komunikasi Australia, Anika Wells, menilai pernyataan perusahaan tersebut kontradiktif. “Aneh bahwa YouTube selalu menekankan betapa tidak amannya platform mereka dalam kondisi logged out,” ujarnya kepada media.
“Jika YouTube sendiri mengatakan ada konten yang tidak aman di platform mereka untuk pengguna dengan batasan usia, itu adalah masalah yang harus YouTube perbaiki,” katanya.
Regulasi baru ini melarang platform media sosial mengizinkan pengguna di bawah 16 tahun memiliki akun, dengan potensi denda hingga A$49,5 juta (US$32,5 juta) bagi pelanggar.
Baca Juga: Produksi AS Turun, Australia Perluas Ekspor Daging Sapi dengan Pakan Biji-bijian
Perusahaan besar seperti Meta (Facebook dan Instagram), TikTok, dan Snapchat telah menyatakan akan mematuhi aturan tersebut. Namun, platform X (sebelumnya Twitter) milik Elon Musk dan forum diskusi Reddit belum menyampaikan komitmen publik.
Migrasi ke Platform Lain Mulai Terlihat
Wells juga menanggapi laporan meningkatnya popularitas aplikasi media sosial alternatif, sembari menyebut industri teknologi sebagai sektor yang “dinamis”. Ia mengatakan daftar platform yang terpengaruh kemungkinan besar “akan berkembang seiring pergeseran perilaku pengguna”.
Menurut data regulator eSafety Commissioner, YouTube memiliki sekitar 325.000 akun pengguna berusia 13 hingga 15 tahun di Australia. Angka ini berada di bawah Snapchat (440.000) dan Instagram (350.000) untuk kelompok usia yang sama.
eSafety melaporkan lebih dari sepertiga anak Australia berusia 10 hingga 15 tahun mengaku pernah melihat konten berbahaya di YouTube, menjadikannya platform dengan paparan konten berbahaya tertinggi.












