Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, pada Sabtu menyampaikan bahwa pasukan Rusia dan Korea Utara mengalami kerugian besar dalam pertempuran di wilayah Kursk, Rusia selatan.
Menurut penilaian Ukraina dan pihak Barat, sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk. Daerah tersebut sebagian besar berhasil dikuasai oleh pasukan Ukraina setelah mereka melancarkan serangan lintas perbatasan besar-besaran pada Agustus lalu.
Dalam pidato malamnya, Zelenskiy mengutip laporan dari Komandan Tinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, yang menyebutkan bahwa pertempuran berlangsung di dekat desa Makhnovka, tak jauh dari perbatasan Ukraina.
Baca Juga: Rusia Tembak Jatuh Jet Tempur F-16 Sebelum Sempat Luncurkan Rudal
“Dalam pertempuran yang terjadi kemarin dan hari ini di dekat desa Makhnovka, wilayah Kursk, tentara Rusia kehilangan hingga satu batalion infanteri Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia,” ungkap Zelenskiy. “Ini adalah kerugian yang signifikan.”
Namun, Presiden Ukraina tidak memberikan rincian lebih lanjut. Satu batalion biasanya terdiri dari beberapa ratus tentara. Reuters belum dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.
Pekan lalu, Zelenskiy juga melaporkan kerugian besar yang dialami pasukan Korea Utara di wilayah Kursk. Ia menyebutkan bahwa pasukan Korea Utara tidak mendapatkan perlindungan memadai dari pasukan Rusia yang bertempur bersama mereka.
Baca Juga: Putin: Rusia Siap Berkompromi dengan Trump Terkait Perang Ukraina
Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa tentara Korea Utara mengambil tindakan ekstrem untuk menghindari ditawan dan, dalam beberapa kasus, dieksekusi oleh pasukan mereka sendiri.
Zelenskiy menambahkan bahwa pertempuran sengit terus berlangsung di sepanjang garis depan sejauh 1.000 km, dengan situasi paling kritis berada di dekat kota Pokrovsk.
Menurutnya, pasukan Rusia terus mengerahkan sejumlah besar personel dalam serangan mereka.
Seorang juru bicara militer Ukraina sebelumnya menyatakan bahwa Pokrovsk adalah sektor garis depan yang paling "panas," di mana pasukan Rusia melancarkan serangan baru untuk mengepung kota tersebut dari selatan dan memutus jalur pasokan ke pasukan Ukraina.
Baca Juga: Trump Sebut Biden Bodoh Karena Izinkan Ukraina Pakai Senjata AS Serang Rusia
Kota Pokrovsk, yang menjadi pusat industri tambang batubara kokas untuk kebutuhan baja Ukraina, sebelum perang memiliki populasi sekitar 60.000 orang. Ukraina memperkirakan bahwa sekitar 11.000 penduduk masih bertahan di kota itu.