Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky memperingatkan bahwa masih ada lebih banyak serangan rudal Rusia yang akan datang. Peringatan ini disampaikan Zelensky pada hari Minggu (27/11) menyusul kembali pecahnya pertempuran di Donetsk.
Menurutnya, beberapa minggu ke depan akan sangat berat. Apalagi, serangan terhadap infrastruktur listrik membuat warga Ukraina mengalami pemadaman listrik paling akut sejak invasi Rusia dimulai Februari lalu.
Zelensky percaya bahwa Rusia, yang disebutnya sebagai teroris, akan terus menyerang selama mereka masih memiliki cadangan rudal.
"Kita paham bahwa teroris sedang merencanakan serangan baru. Kita tahu ini adalah fakta. Selama mereka masih memiliki rudal, mereka tidak akan tenang," kata Zelensky, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Produsen Senjata di Eropa Timur Ketiban Berkah Perang Rusia-Ukraina
Zelensky menambahkan, ada pertempuran yang cukup sengit di sepanjang garis depan di berbagai bagian Ukraina, khususnya di wilayah timur Donetsk.
Hari Minggu dilaporkan relatif tenang tanpa adanya serangan besar di Kyiv atau kota-kota besar lainnya. Militer Ukraina melaporkan, pasukan Rusia meluncurkan empat serangan rudal dan menembak beberapa kali ke objek sipil di wilayah Dnipropetrovsk.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa pada hari Minggu pasukan Rusia telah menembaki sejumlah desa di wilayah timur Donetsk, termasuk sasaran utama Bakhmut dan Avdiivka.
Baca Juga: Senjata Energi Putin Bakal Tewaskan Lebih Banyak Warga Eropa Dibanding Perang Ukraina
Rusia kini telah menargetkan infrastruktur vital dalam beberapa pekan terakhir melalui gelombang serangan udara. Aksi ini memicu pemadaman listrik yang meluas dan menewaskan warga sipil.
Serangan pada hari Rabu (23/11) telah menyebabkan kerusakan terburuk dalam sembilan bulan. Hasilnya, jutaan orang terpaksa hidup tanpa cahaya, air, dan penghangat ketika suhu musim dingin telah mencapai di bawah 0 Celcius.
Zelensky mengatakan tim ahli telah bekerja sepanjang waktu untuk menyediakan listrik. Saat ini situasi diklaim telah terkendali, meskipun sebagian besar wilayah mengalami pemadaman listrik terjadwal untuk membantu memulihkan jaringan.