kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.490.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.565   20,00   0,13%
  • IDX 7.560   39,05   0,52%
  • KOMPAS100 1.173   4,74   0,41%
  • LQ45 938   4,49   0,48%
  • ISSI 228   1,12   0,49%
  • IDX30 481   1,52   0,32%
  • IDXHIDIV20 577   -0,47   -0,08%
  • IDX80 134   0,48   0,36%
  • IDXV30 141   -0,93   -0,66%
  • IDXQ30 160   -0,35   -0,22%

Zelenskyy Mengatakan Korea Utara Telah Mengirim Personel untuk Bantu Tentara Rusia


Senin, 14 Oktober 2024 / 10:22 WIB
Zelenskyy Mengatakan Korea Utara Telah Mengirim Personel untuk Bantu Tentara Rusia
ILUSTRASI. Volodymyr Zelenskyy menuduh Korea Utara telah mengirim personel militer ke pasukan Rusia. REUTERS/Gleb Garanich


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volodymyr Zelenskyy menuduh Korea Utara telah mengirim personel militer ke pasukan Rusia dan kembali meminta dukungan lebih lanjut untuk mencegah terjadinya “perang yang lebih besar”.

Dalam pidato video malamnya, Zelenskyy menyatakan bahwa aliansi antara Rusia dan Korea Utara semakin berkembang, tidak hanya dalam pengiriman senjata, tetapi juga melibatkan transfer personel militer dari Korea Utara ke pasukan Rusia.

Zelenskyy menekankan bahwa di tengah kondisi ini, hubungan Ukraina dengan mitra internasional harus semakin berkembang, terutama dengan dukungan kemampuan jangka panjang dan pasokan berkelanjutan untuk pasukan Ukraina.

Baca Juga: Putin Peringatkan Barat Bahwa Ia akan Mempertimbangkan Menggunakan Senjata Nuklir

Minggu lalu, Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong-hyun, menyatakan bahwa ada kemungkinan besar Korea Utara mengerahkan pasukan untuk membantu Rusia dalam perang dengan Ukraina. Kim juga mengatakan bahwa laporan tentang perwira militer Korea Utara yang tewas dalam serangan Ukraina kemungkinan besar benar.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden dijadwalkan mengunjungi Jerman pekan ini untuk bertemu dengan Kanselir Olaf Scholz dan Presiden Frank-Walter Steinmeier guna membahas situasi di Ukraina dan Timur Tengah. Kunjungan ini awalnya direncanakan berlangsung selama empat hari, namun ditunda karena badai Milton.

Pemimpin Belarus, Alexander Lukashenko, yang merupakan sekutu dekat Vladimir Putin, menyatakan bahwa perubahan kebijakan senjata nuklir Rusia sudah lama dinantikan dan akan "mendinginkan semangat" musuh-musuh baratnya.

Lukashenko mengatakan bahwa sinyal nuklir dari Moskow telah didengar oleh pihak barat bahkan sebelum Putin mengumumkan perubahan tersebut, yang memperluas skenario yang memungkinkan Rusia untuk mempertimbangkan peluncuran senjata nuklir.

Sementara itu, ombudsman hak asasi manusia Ukraina mendesak organisasi internasional untuk merespons klaim eksekusi terhadap beberapa tawanan perang Ukraina di wilayah Kursk, Rusia. Ukraina melaporkan bahwa sembilan operator drone dan kontraktor Ukraina ditembak mati setelah menyerah kepada pasukan Rusia pada 10 Oktober.

Baca Juga: AS Kirim Bantuan Militer Tambahan ke Ukraina Senilai US$375 Juta

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa bom luncur Rusia telah menghantam konsentrasi pasukan Ukraina di dekat perbatasan wilayah Kursk. Rusia juga mengklaim bahwa pasukannya telah mengambil alih desa Mykhailivka di Ukraina timur, sementara pasukan Ukraina mengklaim berhasil menangkis 36 serangan di wilayah Pokrovsk, termasuk di dekat Mykhailivka.

Pada malam yang sama, Rusia meluncurkan 68 drone dan empat rudal yang menargetkan wilayah Ukraina. Pasukan udara Ukraina menyatakan telah menghancurkan 31 drone, sementara sisanya diperkirakan dicegat oleh perang elektronik Ukraina.

Pasukan pertahanan udara Rusia juga menghancurkan 13 drone Ukraina yang terbang di atas tiga wilayah yang berbatasan dengan Ukraina.

Selanjutnya: Merasa Selalu Diganggu, Korea Utara Siap Menyerang Korea Selatan

Menarik Dibaca: Tekanan Udara Ban Mobil Ideal Bikin BBM Irit




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×