Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Zoom, perusahaan konferensi video, memberhentikan 1.300 staf. Langkah tersebut memengaruhi sekitar 15% tenaga kerjanya.
Kondisi ini terjadi setelah perusahaan mencatatkan perlambatan pertumbuhan pengguna dan melorotnya keuntungan baru-baru ini.
Melansir BBC, Bos Zoom Eric Yuan mengatakan, dia dan para pemimpin lainnya juga akan mengalami pemotongan gaji yang besar, karena saat ini perusahaan tengah fokus untuk mengatasi perlambatan kinerja.
Zoom bergabung dengan sejumlah besar perusahaan teknologi lain yang melakukan penyesuaian serupa.
"Saat dunia beralih ke kehidupan pasca-pandemi, kami melihat bahwa orang dan bisnis terus mengandalkan Zoom," tulis Yuan dalam pesan kepada karyawan yang dibagikan oleh perusahaan.
Dia menambahkan, "Tetapi ketidakpastian ekonomi global, dan pengaruhnya terhadap pelanggan kami, berarti kami perlu mengambil upaya keras - namun penting - untuk mengatur ulang diri kami sendiri sehingga kami dapat mengatasi lingkungan ekonomi, memberikan pelanggan kami dan mencapai target jangka panjang Zoom."
Baca Juga: Dell Pangkas 6.650 Pekerja Akibat Menurunnya Permintaan
Sebelumnya, Amazon dan Salesforce merupakan dua perusahaan di antara perusahaan kelas berat lainnya yang telah mengumumkan PHK besar-besaran. Mereka mengatakan ledakan bisnis yang mereka alami selama pandemi telah berakhir.
Menurut Layoffs.fyi, lebih dari 300 perusahaan teknologi telah melakukan PHK hampir 100.000 pekerja secara global sejak awal tahun.
Zoom menghadapi tantangan bisnis karena perusahaan teknologi pesaing meningkatkan penawaran video mereka.
Pada 2020, pendapatan perusahaan meningkat lebih dari tiga kali lipat dan tumbuh sekitar 55% pada tahun 2021. Namun tahun lalu, keuntungannya melambat menjadi satu digit dan keuntungannya mengalami penurunan tajam.
Tidak hanya itu, saham perusahaan telah anjlok lebih dari 80% dari level puncaknya di tahun 2020.
Zoom memperkirakan, program restrukturisasi akan menelan biaya US$ 50 juta hingga US$ 68 juta. Staf yang terkena dampak akan menerima gaji selama 16 minggu dan jaminan perawatan kesehatan, serta dukungan lainnya.
Baca Juga: Di Tengah Gelombang PHK Massal, 12 Perusahaan Ini Tak Ada Rencana PHK Karyawan
Yuan mengatakan, dia juga akan mengurangi gajinya di tahun fiskal mendatang sebesar 98% dan melepaskan bonusnya. Anggota lain dari tim kepemimpinan eksekutif akan mengalami pemangkasan gaji pokok sebesar 20% dan kehilangan bonus.
"Kami bekerja tanpa lelah.. tetapi kami juga membuat kesalahan. Kami tidak menghabiskan waktu sebanyak yang seharusnya untuk menganalisis tim kami secara menyeluruh atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan, menuju prioritas tertinggi," kata Yuan.
"Sebagai CEO dan pendiri Zoom, saya bertanggung jawab atas kesalahan ini dan tindakan yang kami ambil hari ini - dan saya ingin menunjukkan tanggung jawab tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan saya sendiri."
Mengutip Tech Crunch, dalam 24 bulan pertama pandemi, Zoom menambah stafnya tiga kali lipat untuk mengelola peningkatan permintaan yang sangat tinggi. Pada saat itu, perusahaan mengalami pertumbuhan tiga digit dari tahun ke tahun selama lima kuartal berturut-turut.
Baca Juga: Produsen Mobil Listrik Rivian PHK 6% Pekerja di Tengah Perang Harga
Pertumbuhan itu secara alami melambat, tetapi Zoom tetap berada pada lintasan ke atas yang stabil.
Pada saat Zoom melaporkan pendapatan triwulanan pada bulan November 2022, pendapatan perusahaan telah meningkat 5% berdasarkan basis tahunan menjadi US$ 1,1 miliar.
Meski pendapatan online turun 9%, pendapatan perusahaan meningkat sebesar 20% menjadi US$ 614,3 juta. Zoom juga melaporkan arus kas bebas sebesar US$ 272,6 juta.
Saham perusahaan melonjak lebih dari 8% setelah pengumuman tersebut.