Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. China Tower, operator menara telekomunikasi seluler terbesar di dunia mendapatkan persetujuan di otoritas Hong Kong untuk melakukan penawaran saham perdana alias initial public officer (IPO). Menurut sumber Reuters, nilai IPO China Tower mencapai US$ 10 miliar.
China Tower telah mendapatkan persetujuan dari komite listing di Hong Kong, sebuah kelompok independen dari pelaku pasar bursa Hong Kong. Perusahaan ini juga akan memulai pra-pemasaran saham IPO pada minggu depan. Penawaran awal saham bisa dibuka secepatnya pada 9 Juli.
Namun, menurut sumber Reuters, waktu penawaran saham IPO China Tower akan tergantung seberapa bagus hasil IPO perusahaan China yang lain yakni Xiaomi. Saham Xiaomi akan mulai diperdagangkan pada 9 Juli 2018 di bursa Hong Kong.
China Tower tidak menanggapi permintaan komentar soal rencana IPO ini. Hong Kong Exchanges and Clearing pun menolak mengomentari persetujuan atas IPO China Tower.
China Tower adalah perusahaan hasil merger menara seluler milik China Mobile, China Telecom dan China Unicom pada tahun 2014. Perusahaan ini mengincar meraih dana sekitar US$ 8 miliarUS$ 10 miliar dari IPO.
Perolehan dana IPO tersebut mencerminkan nilai perusahaan ini sebesar US$ 40 miliar. Rencananya, IPO tersebut akan menjadi yang terbesar di dunia sejak Alibaba mencatatkan saham pada tahun 2014 dengan meraih dana US$ 25 miliar di bursa New York.
Dalam aksi ini, China Tower menunjuk CICC dan Goldman Sachs sebagai sponsor gabungan.
IPO Xiaomi
Persetujuan IPO China Tower itu tersebut muncul ketika para investor dan bankir tengah menanti harga IPO Xiaomi yang ditargetkan menjaring dana US$ 6,1 miliar. Rencana IPO Xiaomi seakan menjadi tes pasar para investor atas penawaran saham perdana di Hong Kong pada paruh kedua tahun ini.
Sumber Reuters mengatakan harga IPO Xiaomi di kisaran HK$ 17 per saham. Harga yang disepakati adalah level terendah dari penawaran awal Xiaomi di kisaran HK$ 17HK$ 22 per saham. Xiaomi menerbitkan saham perdana di 2,18 miliar saham.
Xiaomi menjadi perusahaan pertama yang memanfaatkan aturan baru bursa Hong Kong soal IPO dual class share (DCS). Sejumlah investor telah mengantre untuk membeli saham Xiaom.
Ada tujuh perusahaan yang bersedia membeli saham perusahaan teknologi ini. Di antaranya, produsen cip asal AS Qualcomm Inc dan penyedia layanan telekomunikasi, China Mobile Ltd.
Selain Xiaomi dan China Tower, perusahaan asal China lain yang berniat IPO di bursa Hong Kong adalah Qeeka Home. Perusahaan layanan desain dan konstruksi online terbesar di China tersebut menargetkan bisa meraih dana sebesar HK$ 2,18 miliar atau setara dengan US$ 278 juta dari penawaran saham perdana.