Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Sepuluh negara Uni Eropa (UE) telah mengusulkan sanksi lebih lanjut terhadap perdagangan Rusia. Ini termasuk produksi logam seperti aluminium.
Alasannya adalah untuk lebih memangkas pendapatan negara dan pendanaan untuk perangnya di Ukraina.
Hal tersebut diketahui sebagaimana ditunjukkan dalam surat yang diperoleh Reuters.
Ada lebih dari 2.000 individu dan entitas dalam daftar sanksi UE, tetapi bukan produsen logam Rusia seperti Rusal atau logam primer yang diproduksi di Rusia.
Menurut salah satu sumber yang mengetahui masalah tersebut, penandatangan surat yang dikirim dua minggu lalu mengusulkan larangan terhadap logam asal Rusia.
Negara tersebut juga termasuk Polandia, yang mengambil alih jabatan presiden UE pada bulan Januari dari Hongaria, yang selama ini menentang gagasan tersebut.
"Karena logam merupakan sumber pendapatan terpenting bagi Rusia selain bahan bakar fosil, kami juga harus memberlakukan larangan impor tambahan terhadap logam," demikian bunyi surat yang juga didukung oleh Denmark, Republik Ceko, Irlandia, Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Baca Juga: Trump Sebut Biden Bodoh Karena Izinkan Ukraina Pakai Senjata AS Serang Rusia
Tiga negara lain yang juga mendukung usulan tersebut adalah Swedia, Finlandia, dan Rumania.
Komisi Uni Eropa akan mengusulkan paket baru tersebut pada paruh kedua bulan Januari dengan tujuan untuk meloloskannya pada bulan Februari untuk menandai peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina.
Sebagian besar konsumen logam Uni Eropa telah menemukan pasokan alternatif dari negara lain seperti tembaga dari Peru dan Serbia. Akan tetapi, Uni Eropa masih mengimpor aluminium primer asal Rusia dalam jumlah besar.
Amerika Serikat dan Inggris tahun ini melarang impor logam yang diproduksi di Rusia.
Namun, Uni Eropa menolak untuk mengikutinya karena adanya penolakan dari para anggota termasuk Prancis, yang menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut tidak lagi menentang gagasan tersebut.
Baca Juga: Ukraina: Sedikitnya 30 Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka di Wilayah Kursk, Rusia
"Kami tidak memiliki posisi apa pun mengenai masalah ini, tetapi kami akan mempelajari semua proposal yang diajukan," kata seorang juru bicara perwakilan Prancis di Uni Eropa.
Uni Eropa sejauh ini hanya melarang produk aluminium termasuk kawat, tabung, dan foil, yang jumlahnya kurang dari 15% dari impor logam Uni Eropa yang digunakan dalam industri transportasi, pengemasan, dan konstruksi.
"Semua keputusan tentang sanksi diambil dengan suara bulat oleh Negara Anggota di Dewan," kata seorang juru bicara Uni Eropa.
Juru bicara tersebut juga menambahkan, "Kami tidak mengomentari diskusi di Dewan dan tidak berspekulasi tentang kemungkinan perkembangan di masa mendatang."
Sumber ketiga yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa UE dapat mengenakan tarif hukuman pada logam Rusia, yang tidak memerlukan suara bulat dan dapat menjadi alternatif sanksi.
Tonton: Uni Eropa Adopsi Sanksi Baru Rusia dengan Target Tiongkok
Sanksi atau tarif sekarang mungkin lebih dapat diterima karena impor aluminium primer UE dari Rusia telah menurun.
Menurut penyedia informasi Trade Data Monitor (TDM), antara Januari dan September, UE mengimpor hampir 118.000 metrik ton aluminium primer dari Rusia atau sekitar 6% dari total lebih dari dua juta ton.
Bandingkan dengan 11% dan 20% pada periode yang sama tahun lalu dan tahun 2022.