Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Otoritas kesehatan Palestina pada hari Selasa (4/6) mengonfirmasi sedikitnya 15 orang terbunuh dalam serangan darat dan udara militer Israel di dua kamp pengungsi, Bureij dan Maghazi.
"Lebih dari 15 syuhada dan puluhan korban luka mencapai Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa dalam beberapa jam terakhir," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, dikutip Al Jazeera.
Pejabat tersebut menambahkan, jika agresi militer Israel di Gaza tidak berhenti, maka jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat dengan cepat.
Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa atau Al-Aqsa Martyrs Hospital merupakan satu-satunya fasilitas medis yang saat ini menawarkan layanan di Gaza.
Baca Juga: Pakar PBB Desak Semua Negara untuk Mengakui Negara Palestina
"Rumah sakit mulai tidak sanggup menampung lebih banyak pasien. Rumah sakit tersebut sudah dibanjiri orang yang terluka, banyak dari mereka dirawat di lantai rumah sakit," kata juru bicara kementerian.
Beberapa waktu sebelum serangan, militer Israel mengatakan bahwa jet-jet tempur mereka menyerang sasaran Hamas di Gaza tengah.
Di saat yang sama, pasukan darat mereka beroperasi secara terfokus dengan bimbingan intelijen di wilayah al-Bureij.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Gaza, serangan brutal militer Israel di Gaza telah menewaskan hampir 36.500 warga Palestina.
Baca Juga: Inilah Negara Uni Eropa Terbaru yang Mengakui Palestina Merdeka
Dalam satu bulan terakhir, Israel memperluas serangannya di kota Rafah. Aksi tersebut secara efektif memutus aliran makanan, obat-obatan dan pasokan lainnya ke warga Palestina.
Lebih dari 1 juta warga Palestina telah meninggalkan Rafah, sebagian besar ke kamp tenda yang tersebar di Gaza tengah dan selatan.
Di tengah situasi ini, upaya gencatan senjata Gaza masih belum menemui titik terang.
Hamas meminta penarikan seluruh tentara Israel dari Gaza sebagai syarat gencatan senjata. Sebaliknya, Israel baru bersedia menghentikan serangannya di Gaza jika seluruh organ Hamas berhasil dimusnahkan.