Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Varian Omicron tampaknya tidak lebih buruk dari jenis virus corona lainnya, para ilmuwan top dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan AS mengatakan, sambil memperingatkan bahwa butuh lebih banyak penelitian untuk menilai tingkat keparahannya.
Penilaian yang penuh harapan datang ketika kekhawatiran global tumbuh atas varian yang sangat bermutasi itu, yang telah memaksa puluhan negara untuk memberlakukan kembali pembatasan perbatasan dan meningkatkan kemungkinan kembalinya penguncian alias lockdown.
Meskipun kemungkinan lebih menular dibanding varian sebelumnya, "data awal tidak menunjukkan bahwa ini (Omicron) lebih parah," kata Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan kepada AFP, seperti dikutip Channel News Asia.
"Faktanya, jika ada, arahnya adalah ke arah yang lebih ringan," ujar dia. Hanya, perlu lebih banyak penelitian.
Baca Juga: BioNTech dan Pfizer klaim, tiga dosis vaksin bisa tangkis varian Omicron
Dan, Ryan menegaskan, "sangat tidak mungkin" varian Omicron bisa sepenuhnya menghindari perlindungan yang diberikan oleh vaksin COVID-19 yang ada saat ini.
"Kita memiliki vaksin yang sangat efektif yang telah terbukti efektif melawan semua varian sejauh ini, dalam hal penyakit parah dan rawat inap," ungkapnya.
"Tidak ada alasan untuk berharap bahwa itu tidak akan terjadi untuk Omicron," tambah Ryan menunjuk pada data awal dari Afrika Selatan, tempat varian baru virus corona itu pertama kali dilaporkan.
Namun, Ryan mengakui, ada kemungkinan vaksin yang ada terbukti kurang efektif melawan varian Omicron, yang memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan yang menandai permukaan virus corona dan memungkinkannya menyerang sel.
Baca Juga: WHO: Varian Omicron sudah terdeteksi di 57 negara