Sumber: AP, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Defisit neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) anjlok ke level terendah dalam enam tahun terakhir pada Desember. Hal ini terjadi seiring dengan semakin dalamnya resesi sehingga menekan laju permintaan impor di negara itu. Dengan demikian, ini merupakan defisit neraca perdagangan kedua yang dialami AS.
Departemen perdagangan pada Rabu (11/2) kemarin mengatakan defisit pada Desember melorot 4% menjadi US$ 39,9 miliar dari defisit bulan November yang mencapai US$ 41,6 miliar. Meski demikian, angka tersebut masih lebih tinggi dari prediksi para ekonom yang mematok angka defisit sebesar US$ 36 miliar.
Sepanjang 2008, angka defisit memang menciut 3,3% menjadi US$ 677,1 miliar dibanding tahun sebelumnya.
Ketidakseimbangan neraca pada tahun 2008 merupakan angka terendah sejak 2004 silam. Banyak ekonom yang percaya, tahun ini besaran defisit tahun ini hanya separuh dari angka defisit tahun lalu. Perbaikan itu disebabkan resesi berkepanjangan yang pada akhirnya memangkas permintaan impor untuk minyak, mobil dan produk-produk luar negeri lainnya.
Nigel Gault, ekonom HIS Global Insight, memprediksi defisit neraca perdagangan akan mengerucut menjadi US$ 308 miliar tahun ini. Angka tersebut ia dapatkan didasarkan pada permintaan impor AS yang melorot lebih cepat dibanding permintaan ekspor global.
Prediksi akan defisit neraca perdagangan AS bakal melorot 55% tahun ini juga didasarkan pada ramalan mengenai harga minyak, yang harga rata-ratanya mencapai US$ 100 per barel di 2008, akan melorot menjadi US$ 37 per barel tahun ini. Gault juga bilang, defisit neraca perdagangan akan meningkat pada 2010, yang merefleksikan adanya pertumbuhan ekonomi AS dan naiknya harga minyak dunia.
Sekadar tambahan, tingkat ekspor barang-barang dan jasa layanan di AS pada Desember turun 6% menjadi US$ 133,8 miliar. Penurunan juga terjadi pada penjualan produk-produk pertanian, mobil domestik, alat-alat kesehatan dan komputer.
Sementara itu, pada bulan yang sama, ekspor pesawat komersial mengalami kenaikan yang merefleksikan adanya rebound setelah diakhirinya aksi mogok massal para pekerja Boeing CO.