kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

3 Ilmuwan sabet Nobel Fisika 2021, ini temuan mereka


Selasa, 05 Oktober 2021 / 19:59 WIB
3 Ilmuwan sabet Nobel Fisika 2021, ini temuan mereka
Peraih Nobel Fisika 2021: Syukuro Manabe,?Klaus Hasselman, dan?Giorgio Parisi.


Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Komite Nobel pada Selasa (5/10) memutuskan untuk membagi Nobel Fisika 2021 kepada tiga ilmuwan yang menemukan sifat dan evolusi sistem fisik yang kompleks.

Nobel Fisika 2021 jatuh kepada Klaus Hasselman dari Jerman dan Syukuro Manabe dari AS, yang menemukan pemodelan fisik iklim Bumi untuk mengukur variabilitas dan memprediksikan pemanasan global dengan andal.

Lalu, Nobel Fisika 2021 juga diberikan kepada fisikawan teoretis asal Italia, Giorgio Parisi untuk penemuan interaksi ketidakteraturan dan fluktuasi dalam sistem fisik dari skala atom ke planet.

Iklim bumi, menurut Komite Nobel, adalah satu sistem kompleks yang sangat penting bagi umat manusia. 

Baca Juga: Temuan ini antarkan 2 ilmuwan AS sabet Nobel Kedokteran 2021

Temuan Syukuro Manabe menunjukkan, bagaimana peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu di permukaan planet kita. 

Pada 1960-an, ia memimpin pengembangan model fisik iklim Bumi dan merupakan orang pertama yang mengeksplorasi interaksi antara keseimbangan radiasi dan transportasi vertikal massa udara. 

"Karyanya meletakkan dasar bagi pengembangan model iklim saat ini," kata Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, seperti dikutip TASS.

Sepuluh tahun kemudian, Klaus Hasselmann merancang model yang menyatukan cuaca dan iklim. Sehingga, menjawab pertanyaan, mengapa model iklim bisa diandalkan, terlepas dari variabilitas dan kekacauan cuaca. 

Baca Juga: Nobel Fisika 2020 jatuh kepada tiga peneliti lubang hitam

Dia juga mengembangkan metode untuk mengidentifikasi sinyal tertentu, baik fenomena alam maupun aktivitas manusia, yang tercetak dalam iklim. 

"Metodenya telah digunakan untuk membuktikan peningkatan suhu di atmosfer disebabkan oleh emisi karbon dioksida manusia," sebut Komite Nobel.

Sementara Giorgio Parisi menemukan pola laten dalam bahan kompleks yang tidak teratur sekitar tahun 1980. "Penemuannya adalah salah satu kontribusi paling penting bagi teori sistem kompleks," ujar Komite Nobel. 

"Mereka memungkinkan untuk memahami dan menggambarkan banyak bahan dan fenomena yang berbeda dan tampaknya sepenuhnya acak, tidak hanya dalam fisika tetapi juga di bidang lain yang sangat berbeda, seperti matematika, biologi, ilmu saraf, dan pembelajaran mesin," ungkap Komite Nobel.

"Para pemenang (Nobel Fisika) tahun ini semuanya telah berkontribusi pada kita untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang sifat dan evolusi sistem fisik yang kompleks," kata Ketua Komite Nobel untuk Fisika Thors Hans Hansson, seperti dilansir TASS.

Selanjutnya: Pertama kali dalam sejarah, dua wanita menyabet Nobel Kimia




Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×