kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.270   34,00   0,21%
  • IDX 7.097   49,71   0,71%
  • KOMPAS100 1.026   -3,02   -0,29%
  • LQ45 777   -8,81   -1,12%
  • ISSI 234   3,28   1,42%
  • IDX30 401   -4,82   -1,19%
  • IDXHIDIV20 462   -8,51   -1,81%
  • IDX80 115   -0,50   -0,43%
  • IDXV30 117   -0,60   -0,51%
  • IDXQ30 129   -2,45   -1,87%

5 Alasan Kuat Mengapa Kelas Menengah Jangan Pernah Membeli Mobil Baru


Senin, 14 Juli 2025 / 08:25 WIB
5 Alasan Kuat Mengapa Kelas Menengah Jangan Pernah Membeli Mobil Baru
ILUSTRASI. Membeli mobil baru seringkali merupakan salah satu keputusan keuangan terburuk yang dapat diambil oleh keluarga kelas menengah. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Mobil merupakan salah satu pembelian paling signifikan yang dilakukan sebagian besar keluarga kelas menengah, bersama dengan rumah mereka. 

Namun, tidak seperti properti, nilai kendaraan tidak mengalami kenaikan. Semakin jauh jarak tempuh yang Anda kendarai dan semakin tua usianya, semakin rendah nilainya.

Mobil baru adalah kendaraan yang belum pernah dimiliki atau dikendarai melebihi jarak tempuh uji minimal. Mobil tersebut datang langsung dari produsen atau dealer, biasanya dari tahun model saat ini, dan dalam kondisi sempurna dan baru dari pabrik.

Membeli mobil baru seringkali merupakan salah satu keputusan keuangan terburuk yang dapat diambil oleh keluarga kelas menengah. 

Artikel ini membahas lima alasan kuat mengapa membeli mobil baru bukanlah pilihan keuangan terbaik bagi mereka yang berada di golongan berpenghasilan menengah.

Melansir New Trader U, berikut adalah lima alasan mengapa orang kelas menengah tidak boleh membeli mobil baru:

Baca Juga: Kelas Menengah Memburu 8 Barang Mewah Ini, Orang Kaya Melirik pun Belum Tentu

1. Depresiasi menghancurkan nilai mobil 

Ketika Anda mengeluarkan mobil baru dari dealer, sesuatu yang sangat merugikan secara finansial terjadi yang tidak sepenuhnya disadari oleh sebagian besar pembeli. Kendaraan Anda langsung kehilangan sebagian besar nilainya. 

Data industri secara konsisten menunjukkan bahwa mobil baru terdepresiasi sebesar 20% hingga 30% hanya dalam tahun pertama. Ini berarti kendaraan seharga US$ 35.000 langsung bernilai sekitar US$ 24.500-US$ 28.000.

Kurva depresiasi ini terus berlanjut, dengan sebagian besar kendaraan kehilangan 60% nilainya dalam lima tahun pertama kepemilikan. 

Merek-merek tertentu seperti Toyota dan Honda cenderung mempertahankan nilainya lebih baik daripada yang lain, tetapi tidak ada kendaraan baru yang luput dari penurunan dramatis ini. 

Para ahli keuangan sering menyebut depresiasi langsung ini sebagai salah satu penghancur kekayaan paling signifikan bagi rumah tangga kelas menengah.

Yang membuat hal ini sangat menyakitkan adalah Anda membayar harga penuh untuk sesuatu yang tidak akan pernah bernilai sebesar itu lagi. Tidak seperti pembelian rumah, di mana investasi Anda mungkin bertambah seiring waktu, pembelian mobil baru menjamin kerugian yang langsung dan substansial.

Baca Juga: Meski Seorang Miliarder, Warren Buffett Masih Lakukan 5 Kebiasaan Kelas Menengah Ini

2. Biaya Asuransi yang Menguras Anggaran Bulanan Anda

Selain harga beli, memiliki mobil baru mengharuskan Anda menanggung biaya berkelanjutan yang lebih tinggi, terutama asuransi. 

Perusahaan asuransi menghitung premi terutama berdasarkan nilai penggantian, dan dengan mobil baru yang biaya penggantiannya jauh lebih mahal, premi bulanan Anda mencerminkan perbedaan ini.

Industri asuransi menggunakan data nilai kendaraan yang komprehensif saat menetapkan tarif, dan kendaraan baru secara konsisten menuntut premi yang lebih tinggi. 

Persyaratan untuk perlindungan komprehensif dan tabrakan pada kendaraan yang dibiayai semakin meningkatkan biaya ini. Bagi keluarga kelas menengah, premi yang tinggi ini merupakan pengurasan finansial yang berkelanjutan selama masa pakai kendaraan.

Perbedaan biaya asuransi antara kendaraan baru dan model mobil yang sama yang berusia tiga tahun dapat mencapai ratusan dolar per tahun. Para ahli keuangan menyarankan untuk menghabiskan tidak lebih dari 10% dari gaji bulanan Anda untuk cicilan mobil dan tidak lebih dari 15% hingga 20% untuk total biaya mobil seperti bensin, asuransi, perawatan, dan cicilan. Ambang batas yang menjadi jauh lebih sulit dipertahankan dengan premi kendaraan baru.

Baca Juga: Penjualan Mobil Anjlok Efek Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah

3. Hilangnya Peluang Investasi yang Dapat Membangun Kekayaan Sejati

Mungkin biaya peluang adalah biaya yang paling signifikan, tetapi paling tidak terlihat dari membeli mobil baru. 

Selisih antara membeli mobil baru dan mobil bekas yang andal berkisar antara US$ 10.000 hingga US$ 20.000. Jika diinvestasikan, alih-alih dihabiskan untuk aset yang terdepresiasi, jumlah yang substansial ini dapat menghasilkan imbal hasil yang signifikan seiring waktu.

Selisih ini dapat tumbuh secara substansial jika diinvestasikan dalam reksa dana indeks dasar yang melacak pasar saham secara keseluruhan. Kinerja pasar historis menunjukkan bahwa pendekatan investasi konservatif sekalipun dapat menghasilkan imbal hasil yang signifikan seiring waktu. 

Kelas menengah perlu memaksimalkan peluang membangun kekayaan, dan mengalihkan dana dari pembelian mobil baru ke investasi adalah salah satu cara yang paling mudah untuk melakukannya.

Dengan memilih kendaraan bekas yang andal dan menginvestasikan selisih yang akan Anda keluarkan untuk mobil baru dalam asuransi dan depresiasi, keluarga kelas menengah dapat sekaligus memenuhi kebutuhan transportasi mereka sambil membangun kekayaan, alih-alih melihatnya menguap karena depresiasi.

Baca Juga: 9 Aturan ala Warren Buffett yang Bisa Bikin Kelas Menengah Kaya Raya

4. Persyaratan Pembiayaan Predatory yang Membuat Anda Terjebak dalam Siklus Utang

Untuk membuat kendaraan baru yang semakin mahal tampak terjangkau, dealer dan perusahaan pembiayaan telah memperpanjang jangka waktu pinjaman hingga jangka waktu yang tidak terpikirkan satu generasi sebelumnya. 

Pinjaman yang dulunya biasanya berjangka 3-4 tahun kini telah diperpanjang menjadi 6-7 tahun untuk banyak pembelian mobil baru.

Perpanjangan jangka waktu ini menimbulkan beberapa masalah keuangan. Pertama, bunga yang dibayarkan jauh lebih besar selama masa pinjaman. Kedua, sering kali menyebabkan ekuitas negatif, di mana Anda berutang lebih banyak pada kendaraan daripada nilainya selama sebagian besar periode kepemilikan. 

Posisi ini membuat penjualan atau tukar tambah mobil menjadi sulit tanpa menghasilkan uang tambahan.

Industri pembiayaan mobil kini secara rutin melihat Konsumen menukar kendaraan dengan ekuitas negatif dan mengalihkan saldo tersebut ke pinjaman baru. Hal ini menciptakan spiral utang yang sangat berbahaya bagi kelas menengah, yang menghadapi banyak tuntutan.

Para ahli keuangan menyarankan agar utang transportasi dibatasi baik dari segi jangka waktu maupun persentase pendapatan, yang merupakan pedoman yang sulit diikuti dalam pembelian kendaraan baru.

Tonton: Jumlah Kelas Menengah Turun, ADB Prediksi Ekonomi RI Terganggu, Siapa Kelas Menengah?

5. Membayar Harga Premium untuk Fitur yang Jarang Anda Gunakan

Kendaraan modern hadir dengan teknologi dan fitur yang secara signifikan meningkatkan biayanya. Produsen menggabungkan fitur-fitur ini ke dalam paket yang dapat menambah ribuan dolar pada harga beli. 

Premi untuk menjadi pemilik pertama yang mengakses fitur-fitur ini jarang memberikan nilai yang setara.

Paket teknologi, khususnya, terdepresiasi bahkan lebih cepat daripada komponen mekanis kendaraan. Sistem infotainment terbaru yang menambahkan US$ 2.000 pada harga mobil baru mungkin merupakan perlengkapan standar atau usang dua tahun kemudian. 

Studi tentang perilaku pemilik kendaraan secara konsisten menunjukkan bahwa banyak fitur premium tetap tidak digunakan setelah fitur barunya memudar.

Dengan membeli kendaraan bekas, pembeli kelas menengah seringkali bisa mendapatkan fitur premium yang sama dengan diskon besar setelah pemilik pertama menanggung beban depresiasi awal. Pendekatan ini memberikan fungsionalitas dan kemewahan yang hampir identik dengan biaya yang jauh lebih rendah.

Selanjutnya: Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 Menjadi Rp 1.924.000 Per Gram Pada Hari Ini (14/7)

Menarik Dibaca: Siapa yang Sebenarnya Wajib Bayar Notaris ya? Simak Jawabannya di Sini




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×