Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Tahukah Anda bahwa 93% miliarder mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan kekayaan mereka sebagai hadiah?
Yang lebih mengejutkan lagi, sepertiga miliarder tidak pernah menghasilkan US$ 100.000 atau lebih dalam satu tahun kerja sepanjang karier mereka.
Hal ini mengungkap satu kebenaran yang kuat: menjadi kaya bukanlah tentang pengeluaran yang mencolok atau pendapatan tinggi—melainkan tentang kebiasaan hemat yang konsisten yang membangun kekayaan dari waktu ke waktu.
Mengutip GoBankingRates, berikut adalah lima kebiasaan hemat yang dipraktikkan secara konsisten oleh para miliarder yang merintis usahanya sendiri:
1. Bayar Diri Anda Sendiri Terlebih Dahulu
Landasan utama pembangunan kekayaan adalah mengalokasikan uang untuk tabungan sebelum menganggarkan pengeluaran. Miliarder yang merintis usaha sendiri membuat menabung menjadi otomatis dengan menyisihkan 20-25% dari pendapatan mereka untuk investasi dan tabungan sebelum mereka membayar tagihan atau melakukan pembelian.
Mereka tidak melakukan ini saat mereka memiliki uang ekstra—itu adalah prioritas keuangan utama mereka.
Baca Juga: Ini 5 Kesalahan Keuangan yang Harus Dihindari Kelas Menengah saat Resesi
Dengan memperlakukan tabungan sebagai pengeluaran yang tidak dapat dinegosiasikan, para miliarder memastikan pembangunan kekayaan yang konsisten dari waktu ke waktu.
Mereka mengatur transfer otomatis ke rekening investasi pada hari gajian, menghilangkan godaan untuk menghabiskan uang di tempat lain. Kebiasaan ini menciptakan fondasi yang kokoh bagi kekayaan yang tumbuh melalui kontribusi yang konsisten dan bunga majemuk.
2. Hilangkan dan Hindari Utang Konsumen
Para miliarder memahami bahwa utang konsumen berbunga tinggi adalah penggerus kekayaan. Mereka menghindari utang kartu kredit, pinjaman mobil, dan rencana pembiayaan toko yang menguras sumber daya mereka melalui pembayaran bunga.
Saat mereka menggunakan kartu kredit, mereka membayar saldo secara penuh setiap bulan, menggunakannya untuk kenyamanan dan imbalan daripada menambah daya beli mereka.
Satu-satunya utang yang dianggap dapat diterima oleh sebagian besar miliarder adalah utang hipotek, dan bahkan saat itu, mereka sering melunasinya secara agresif.
Baca Juga: Ketahui Nilai Kekayaan Bersih yang Menentukan Kelas Atas, Menengah, dan Bawah
3. Berlatihlah Berbelanja dengan Sadar
Bersikap sadar nilai berbeda dengan bersikap pelit. Para jutawan sangat selektif tentang ke mana uang mereka pergi, sering kali memangkas biaya secara drastis di area yang tidak memberi mereka kesenangan atau nilai.
Mereka memeriksa harga sebelum membuat keputusan dan tidak malu memilih opsi yang lebih murah dengan perbedaan kualitas yang minimal.
Dalam praktiknya, ini mungkin berarti memasak di rumah alih-alih makan di luar, membeli produk generik alih-alih produk bermerek, atau mengendarai mobil yang andal selama bertahun-tahun alih-alih menggantinya dengan model terbaru.
Kuncinya adalah membelanjakan dengan sengaja, memfokuskan sumber daya pada apa yang benar-benar penting bagi mereka sambil menghilangkan pengeluaran yang tidak perlu yang tidak sejalan dengan nilai atau tujuan mereka.
Baca Juga: Kelas Menengah Perlu Terapkan 5 Tips Frugal Living Ini untuk Menghadapi 2025
4. Pilih Gaya Hidup Sederhana Alih-alih Simbol Status
Miliarder yang mengendarai mobil mewah dan tinggal di rumah mewah sering kali lebih merupakan mitos daripada kenyataan. Sebagian besar miliarder mengendarai kendaraan umum, tinggal di lingkungan kelas menengah, dan tidak mengenakan pakaian desainer.
Mereka cenderung lebih memprioritaskan pengalaman daripada harta benda, menemukan kepuasan yang lebih besar dalam aktivitas dan hubungan daripada mengumpulkan barang.
Gaya hidup sederhana ini menjadi lebih kuat jika dipadukan dengan pertumbuhan pendapatan. Dengan menghindari "gaya hidup yang terus meningkat"—kecenderungan untuk meningkatkan pengeluaran saat pendapatan meningkat—miliarder menciptakan kesenjangan yang semakin besar antara apa yang mereka hasilkan dan apa yang mereka belanjakan.
Kesenjangan ini mendorong mesin pembangunan kekayaan mereka, yang memungkinkan mereka untuk berinvestasi lebih agresif dan melihat kekayaan bersih mereka meningkat.
5. Pendidikan Keuangan Berkelanjutan
Kebanyakan jutawan yang merintis usaha sendiri menginvestasikan waktu untuk mempelajari pengelolaan uang, memandang pendidikan keuangan sebagai hal yang penting untuk mencapai kesuksesan.
Mereka membaca buku, mengikuti pakar keuangan, menghadiri seminar, dan mengikuti perkembangan tren ekonomi. Pengetahuan ini membantu mereka melihat peluang yang terlewatkan orang lain dan membuat keputusan keuangan jangka panjang yang lebih baik.
Tonton: 5 Hal yang Bisa Menyebabkan Kelas Menengah Jatuh Miskin dalam 5 Tahun ke Depan
Pendidikan ini tidak memerlukan gelar keuangan—pendidikan ini dapat diakses oleh siapa saja yang bersedia mendedikasikan waktu untuk belajar.