Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MotoGP Grand Prix Indonesia 2024 di Sirkuit Mandalika memberikan banyak momen penting dan pelajaran berharga bagi para penggemar dan pengamat.
Jorge Martin tampil mendominasi, memenangkan balapan utama dan memperkuat posisinya di puncak klasemen. Dengan hanya beberapa putaran tersisa, perebutan gelar semakin ketat antara Martin dan Francesco Bagnaia.
Mengutip crash.net, berikut adalah lima poin penting dari ajang ini.
1. Dominasi Jorge Martin Memperkuat Posisinya di Perebutan Gelar
Jorge Martin menunjukkan performa yang luar biasa di Grand Prix Indonesia 2024, memenangkan balapan dengan penuh percaya diri.
Pembalap Pramac ini memecahkan rekor putaran saat kualifikasi dan seharusnya bisa meraih kemenangan ganda, jika saja tidak terjatuh dalam sprint race. Meski begitu, kemenangannya di balapan utama memperpanjang keunggulannya atas Francesco Bagnaia menjadi 21 poin.
Baca Juga: Motor Marc Marquez Rusak Total Akibat APAR yang Dimiliki Mandalika Tak Memadai
Terjatuh di sprint race memberikan kesempatan bagi Bagnaia untuk memangkas jarak di klasemen dengan kemenangan penting. Namun, di balapan utama, Martin mampu menjaga fokus dan berhasil mempertahankan posisi terdepan dari awal hingga akhir, meskipun di tengah balapan ia sempat mendapatkan tekanan dari Pedro Acosta.
Dengan kemenangan ini, Martin semakin mengukuhkan dirinya sebagai favorit juara musim ini.
2. "Kejuaraan Kesalahan" yang Diwarnai oleh Banyak DNF
Musim MotoGP 2024 bisa dikatakan sebagai “kejuaraan kesalahan.” Baik Jorge Martin maupun Francesco Bagnaia telah mencatat 11 kali gagal finis (DNF) gabungan antara sprint race dan balapan utama. Bagnaia memimpin dengan tujuh kali DNF, dua kali lebih banyak dari total non-scores pada musim 2022 dan 2023 saat ia meraih gelar.
Meskipun begitu, Martin lebih konsisten dalam mengelola kesalahannya. Kecelakaan sprint race di Indonesia adalah yang pertama bagi Martin sejak Grand Prix Jerman pada Juli. Sebaliknya, Bagnaia terus menghadapi tantangan berat, termasuk tiga kali gagal finis setelah jeda musim panas.
Menurut Bagnaia, peningkatan performa ban belakang Michelin yang sangat mencengkeram adalah penyebab utama dari kecelakaan yang lebih sering terjadi musim ini.
Bagnaia menyebut bahwa daya cengkeram yang lebih kuat di bagian belakang membantu dalam pengereman, namun justru meningkatkan risiko kecelakaan karena masuk tikungan dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Aki Ajo Ditunjuk Sebagai Manajer Tim Red Bull KTM Mulai Tahun 2025
3. Kekacauan Steward yang Mengganggu Kredibilitas MotoGP
Satu minggu sebelum Grand Prix Indonesia, MotoGP sudah dihadapkan pada kekacauan dalam hal stewarding, dan insiden ini kembali terjadi di Mandalika.
Pedro Acosta, Takaaki Nakagami, dan Brad Binder terancam penalti akibat pelanggaran tekanan ban. Biasanya, hal ini langsung berujung pada penalti waktu, namun setelah investigasi, Acosta dibebaskan dari hukuman.
Penundaan keputusan ini menciptakan kebingungan di kalangan pembalap dan tim. Binder dan Nakagami bahkan harus menunggu sampai Grand Prix Jepang untuk mendapatkan keputusan akhir terkait hasil balapan mereka.
Keputusan yang berubah-ubah dan kurangnya transparansi dari steward MotoGP ini semakin merusak kepercayaan penggemar dan mempengaruhi citra MotoGP secara keseluruhan.
4. Johann Zarco Bersinar untuk Honda
Salah satu sorotan positif dari Grand Prix Indonesia adalah performa Johann Zarco yang luar biasa di atas motor Honda. Zarco, yang bergabung dengan tim LCR Honda, tampil solid sepanjang akhir pekan, dengan finis kedelapan di sprint race dan kesembilan di balapan utama.
Baca Juga: Mesin Jebol, Ambisi Marc Marquez Juara Dunia MotoGP 2024 Lenyap
Ini adalah kali pertama Honda berhasil meraih poin ganda di sprint dan balapan utama sepanjang musim 2024.
Zarco menjelaskan bahwa peningkatan signifikan pada motor Honda sejak tes Misano, termasuk pembaruan aero yang penting, telah memberikan keuntungan besar. Di Mandalika, Zarco dapat bersaing di dekat 10 besar, yang menunjukkan bahwa Honda telah membuat langkah maju yang signifikan dalam hal handling dan pengereman.
5. Kalender MotoGP 2025 dan Tantangan di Depan
MotoGP akhirnya merilis jadwal sementara untuk musim 2025 sebelum Grand Prix Indonesia, yang terdiri dari 22 putaran. Perubahan besar pada jadwal ini adalah penghapusan triple-headers, yang memberi jeda lebih banyak bagi para tim dan pembalap. Namun, ada beberapa keraguan terkait beberapa seri yang terdaftar.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah Grand Prix Argentina, yang bergantung pada pendanaan publik. Tingkat kemiskinan yang tinggi di negara tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan balapan di Termas de Rio Hondo.
Selain itu, status GP India sebagai cadangan untuk musim 2025 juga menambah ketidakpastian, mengingat pembatalan yang terjadi pada 2024.