Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, pasukan keamanan Palestina menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan meneriakkan yel-yel menentang Presiden Mahmoud Abbas ketika kemarahan rakyat memuncak setelah ledakan tersebut.
Menurut para saksi mata, bentrokan dengan pasukan keamanan Palestina terjadi di sejumlah kota lain di Tepi Barat, yang dikuasai oleh Otoritas Palestina pimpinan Abbas, pada Selasa malam.
Terlepas dari siapa yang bertanggung jawab atas ledakan rumah sakit tersebut, yang menurut Hamas telah menewaskan pasien, wanita dan anak-anak serta orang lain yang kehilangan tempat tinggal akibat pemboman Israel, kemungkinan besar Hamas akan melakukan upaya diplomatik yang lebih kompleks untuk mengatasi krisis tersebut.
Abbas membatalkan rencana pertemuan dengan Biden setelah ledakan itu, kata seorang pejabat senior Palestina.
Baca Juga: Joe Biden Beri Warning Israel untuk Tidak Menduduki Gaza
Pertemuan itu dijadwalkan berlangsung di Yordania, tempat Abbas berdomisili, namun pejabat Palestina mengatakan dia akan kembali ke Ramallah, pusat pemerintahannya di Tepi Barat.
Setelah para pejabat Hamas awalnya menyalahkan serangan udara Israel terhadap ledakan rumah sakit pada hari Selasa, negara-negara Arab, Iran dan Turki dengan cepat mengutuk hal tersebut.