kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.094   1,00   0,01%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

600 Warganya Tewas, Israel Deklarasikan Perang Melawan Hamas!


Senin, 09 Oktober 2023 / 03:00 WIB
600 Warganya Tewas, Israel Deklarasikan Perang Melawan Hamas!


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Menurut Yohanan Plesner, kepala Institut Demokrasi Israel, deklarasi perang yang diumumkan oleh Kabinet Keamanan Israel sebagian besar bersifat simbolis. 

Dia menambahkan, hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah menganggap saat ini negara sedang memasuki periode perang yang lebih panjang, intens, dan signifikan.

Israel telah melakukan kampanye militer besar-besaran selama empat dekade terakhir di Lebanon dan Gaza yang digambarkan sebagai perang, namun tanpa deklarasi resmi.

Warga Israel masih belum pulih dari kejutan serangan Hamas. Para pejuang kelompok tersebut menerobos pagar keamanan Israel yang mengelilingi Jalur Gaza pada Sabtu pagi. Mereka datang dengan menggunakan sepeda motor dan truk pickup, bahkan paralayang dan speedboat di pantai.

Tingginya angka kematian dan lambatnya respons terhadap serangan tersebut menunjukkan kegagalan intelijen Israel yang besar dan melemahkan persepsi lama bahwa Israel mempunyai mata dan telinga setiap saat.

Mengapa Hamas menyerang sekarang?

Melansir CBS News, serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel terjadi pada saat negara tersebut menghadapi perpecahan politik dalam negeri yang bersejarah, meningkatnya kekerasan di Tepi Barat, dan negosiasi berisiko tinggi antara Israel, Arab Saudi, dan Amerika Serikat.

Setelah anggotanya membunuh 200 warga Israel dan menculik puluhan lainnya, Hamas mengklaim pihaknya membalas dendam atas serangkaian tindakan Israel baru-baru ini di masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan di Tepi Barat. 

Namun pemerintahan koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah melakukan peningkatan tindakan keras terhadap apa yang dikatakannya sebagai peningkatan serangan teror Palestina selama lebih dari setahun.

Mantan perwira intelijen dan militer AS mengatakan mereka yakin waktu serangan Hamas terutama ditujukan untuk mengganggu negosiasi antara Israel dan Arab Saudi ketika Riyadh berada di ambang langkah bersejarah untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

"Iran berusaha untuk memberikan tekanan pada musuh bebuyutan mereka, Israel, dengan serangan ini," kata pensiunan Laksamana Angkatan Laut James Stavridis, mantan komandan NATO.

Baca Juga: Investor Pilih Safe Haven Efek dari Serangan Hamas

Dalam sebuah wawancara dengan Lester Holt dari NBC News bulan lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi berkata, “Kami menentang hubungan bilateral apa pun antara negara-negara regional kami dan rezim Zionis,” merujuk pada Israel. 

Raisi menambahkan, “Kami yakin rezim Zionis bermaksud menormalisasi hubungan bilateral dengan negara-negara kawasan untuk menciptakan keamanan bagi dirinya sendiri di kawasan.”

Dalam beberapa pekan terakhir, diplomat dari AS, Israel, dan Arab Saudi mengatakan kepada NBC News bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Presiden AS Joe Biden semuanya telah menyatakan dukungannya terhadap perjanjian yang akan mengakibatkan Arab Saudi mengakui Israel secara diplomatis.

Para diplomat mengatakan bahwa jika Arab Saudi setuju untuk mengakui Israel, maka negara-negara Arab lainnya juga akan melakukan hal yang sama. Serangkaian perjanjian semacam itu akan mengakhiri permusuhan selama puluhan tahun antara Israel dan negara-negara tetangganya sejak tahun 1948.

Namun ketiga pihak mempunyai persyaratan yang rumit untuk mencapai kesepakatan tersebut. Bertentangan dengan penguasa Saudi di masa lalu, bin Salman telah mengisyaratkan bahwa ia bersedia mengakui Israel, mengingat besarnya manfaat ekonomi yang akan diberikannya kepada Arab Saudi. 

Sebelum serangan Hamas, ada laporan bahwa Arab Saudi telah mengatakan kepada Gedung Putih bahwa mereka akan setuju untuk meningkatkan produksi minyaknya untuk membantu memperkuat kesepakatan, sesuatu yang telah diupayakan oleh Gedung Putih selama dua tahun.

Namun Saudi ingin AS membantu mereka mengembangkan program nuklir sipil, sesuatu yang ditentang oleh anggota koalisi sayap kanan Netanyahu dan anggota Senat AS, yang harus menyetujui kesepakatan semacam itu.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×