Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Andrew Blinken di acara ABC “This Week” mengatakan sebanyak 1.000 pejuang Hamas terlibat dalam serangan tersebut. Angka ini terbilang tinggi, yang menggarisbawahi besarnya perencanaan yang dilakukan kelompok militan yang menguasai Gaza.
Pasukan bersenjata menembak secara membabi buta selama berjam-jam. Mereka menembaki warga sipil di kota-kota, di sepanjang jalan raya dan di festival musik techno yang diadakan di gurun dekat Gaza.
Warga sipil di kedua pihak sudah menanggung akibat yang sangat besar atas serangan tersebut.
Pasca serangan, warga Israel tampak mengantre di luar kantor polisi pusat Israel dengan tujuan untuk memberikan sampel DNA dan sarana lain yang dapat membantu mengidentifikasi anggota keluarga yang hilang.
Berita TV Israel menayangkan serangkaian laporan dari kerabat warga Israel yang ditawan atau hilang. Banyak dari kerabat mereka yang menangis dan memohon bantuan serta informasi.
Di Gaza, daerah kantong kecil berpenduduk 2,3 juta orang yang ditutup oleh blokade Israel-Mesir selama 16 tahun sejak pengambilalihan Hamas, warga khawatir akan terjadinya serangan yang lebih gencar. Serangan Israel meratakan sejumlah bangunan tempat tinggal.
Lebih dari 20.000 orang yang meninggalkan rumah mereka. Masyarakat lebih memilih untuk berkumpul dan memadati sekolah-sekolah yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Baca Juga: Ada Niat Apa di Balik Kesepakatan Arab Saudi dan Israel?
Cemas akan meluasnya konflik
Baku tembak di Israel utara dengan kelompok militan Lebanon Hizbullah menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik.
Hizbullah menembakkan puluhan roket dan peluru pada hari Minggu ke tiga posisi Israel di daerah sengketa di sepanjang perbatasan. Adapun militer Israel membalas serangan dengan menggunakan drone bersenjata.
Militer Israel mengatakan situasinya tenang setelah baku tembak.
Hizbullah - yang didukung Iran- diperkirakan memiliki puluhan ribu roket. Sejak perang brutalnya dengan Israel pada tahun 2006, Hizbullah tetap berada di pinggir lapangan di tengah pecahnya pertempuran Israel-Hamas. Namun jika kehancuran di Gaza meningkat, maka akan ada tekanan untuk melakukan intervensi.
Pertanyaan besarnya adalah apakah Israel akan melancarkan serangan darat ke Gaza, sebuah tindakan yang di masa lalu telah menimbulkan banyak korban jiwa.
Baca Juga: Pejabat ISIS Dijatuhi Hukuman Penjara 160 Tahun Oleh Pengadilan Militer Lebanon