Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Sime Darby, produsen kelapa sawit terbesar di dunia berdasarkan ukuran lahan asal Malaysia, melakukan sejumlah strategi terkait adanya pelarangan impor minyak sawit olahan dari Malaysia oleh India.
Melansir Reuters, Sime Darby mengatakan pihaknya dapat mengekspor lebih banyak minyak sawit mentah (CPO) ke India dan mengalihkan minyak sawit olahan ke pasar lain. Hal itu diungkapkan oleh seorang eksekutif Sime Darby kepada Reuters, Jumat (17/1/2020).
India, yang merupakan konsumen minyak nabati terbesar di dunia, pekan lalu mengubah aturan yang secara efektif melarang impor minyak sawit olahan dari Malaysia, produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.
Baca Juga: Mahathir tak mau membalas aksi boikot CPO oleh India
Larangan itu muncul setelah India keberatan atas kritik dari Mahathir Mohamad, perdana menteri Malaysia yang mayoritas Muslim, terhadap beberapa kebijakan yang oleh para kritikus mengatakan mendiskriminasikan Muslim. Langkah ini juga bertujuan membantu kilang minyak India untuk meningkatkan pemanfaatannya.
Dampak dari kebijakan itu, para pedagang di India telah membeli lebih banyak minyak sawit mentah dari Indonesia, meskipun dengan harga yang lebih premium dari Malaysia.
"Tantangan regulasi adalah bagian tak terpisahkan dari industri kelapa sawit. (Tapi) kami belum melihat dampak keputusan India baru-baru ini pada volume ekspor kami ke India," ujar Mohd Haris Mohd Arshad, direktur pelaksana Sime Darby Oils kepada Reuters.
Baca Juga: Saham emiten CPO berpeluang naik, saham apa saja yang layak koleksi?
"Namun demikian, Sime Darby Plantation berada di posisi yang tepat untuk mengelola risiko ini jika timbul, mengingat kehadiran kami di Malaysia dan Indonesia. Karena penjualan ekspor kami yang ada dari Malaysia dan Indonesia termasuk CPO dan produk olahan, kami dapat mengarahkan pengiriman produk olahan ke negara lain, dan CPO ke India."