kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Bubble Tea Kian Ketat, Mixue hingga Guming Berencana IPO di Bursa Hong Kong


Rabu, 03 Januari 2024 / 17:54 WIB
Pasar Bubble Tea Kian Ketat, Mixue hingga Guming Berencana IPO di Bursa Hong Kong
ILUSTRASI. Bursa saham Hong Kong. REUTERS/Bobby Yip


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Produsen bubble tea terkemuka di China, termasuk Mixue Bingcheng dan Guming, mengajukan permohonan IPO di Hong Kong. Aksi tersebut dilakukan di tengah ketatnya persaingan di industri yang tumbuh pesat ini.

Mixue Group dan Guming Holdings, dua jaringan bubble tea terbesar di China berdasarkan jumlah toko pada tahun 2023, mengajukan permohonan untuk IPO pada hari Selasa (2/1).

Mixue, yang memiliki sekitar 36.000 toko, berencana mengumpulkan dana sebesar US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar dalam IPO di bursa Hong Kong. Sementara Guming yang memiliki 9.000 toko, berencana mengumpulkan dana sebesar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta.

Bubble tea adalah salah satu dari sedikit peluang bisnis yang populer di pasar China.

Baca Juga: Insiden Tabrakan Pesawat, Maskapai Japan Airlines Sebut Pesawatnya Diizinkan Mendarat

Menurut studi China Chain Store & Franchise Association, ada 486.000 toko bubble tea di negara tersebut dengan proyeksi peningkatan penjualan tahunan sebesar 40% pada tahun 2023, sehingga nilai pasarnya ditaksir sebesar 145 miliar yuan.

Namun dengan rendahnya diferensiasi produk, persaingan antar pemain menjadi semakin ketat. Raksasa industri lainnya, ChaBaiDao, juga mengajukan permohonan IPO di Hong Kong beberapa bulan lalu.

“Saya pikir saat ini ada desakan besar untuk melakukan IPO, karena secara umum rantai ini telah berkembang secara agresif namun harus rela kehilangan uang untuk melakukannya,” kata Ben Cavender, Direktur Pelaksana China Market Research Group.

“Siapa pun yang dapat melakukan IPO paling cepat dan mencapai posisi operasional yang stabil akan menjadi pemenang dalam jangka panjang,” lanjutnya.

Mixue mengajukan permohonan untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Shenzhen pada tahun 2022, dengan tujuan untuk mengumpulkan sekitar 6,5 miliar yuan atau sekitar US$ 909,87 juta, tetapi belum ada pengumuman resmi mengenai kemungkinan pencatatan tersebut.

Meskipun minuman dengan harga terjangkau sangat populer di kalangan anak muda, sentimen pasar terhadap jaringan bubble tea tidak terlalu dipandang terlalu optimis. 

Baca Juga: Prefektur Ishikawa, Jepang, Diguncang 400 Gempa Sejak Hari Senin

Pemulihan ekonomi Tiongkok pasca-COVID secara keseluruhan mengecewakan, dan pengangguran kaum muda mencapai 21% pada tahun lalu.

Tengok saja saham Nayuki, satu-satunya jaringan bubble tea yang diperdagangkan di Bursa Efek Hong Kong telah turun sekitar 80% sejak debut mereka pada tahun 2021.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×