Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dr. Monica Gandhi, seorang dokter penyakit menular di University of California, San Francisco, mengatakan banyak orang yang divaksinasi "sangat kecewa" karena mereka tidak 100% terlindungi dari infeksi ringan.
"Akan tetapi fakta bahwa hampir semua orang Amerika yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 saat ini tidak divaksinasi adalah keefektifan yang cukup mencengangkan," kata Gandhi.
Jadi pelajaran
"Selalu ada ilusi bahwa ada peluru ajaib yang akan menyelesaikan semua masalah kita. Virus corona memberi kita pelajaran," kata Nadav Davidovitch, direktur sekolah kesehatan masyarakat Universitas Ben Gurion di Israel.
Berdasarkan data pemerintah Israel, vaksin Pfizer Inc, salah satu vaksin yang paling efektif melawan Covid-19 sejauh ini, tampaknya hanya 41% efektif dalam menghentikan infeksi bergejala di Israel selama sebulan terakhir ketika varian Delta menyebar. Pakar Israel mengatakan informasi ini memerlukan analisis lebih lanjut sebelum kesimpulan dapat ditarik.
Baca Juga: Infeksi melonjak, China laporkan kasus COVID-19 tertinggi sejak akhir Januari
"Perlindungan untuk individu sangat kuat; perlindungan untuk menginfeksi orang lain secara signifikan lebih rendah," kata Davidovitch.
Sebuah penelitian di China menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta membawa virus 1.000 kali lebih banyak di hidung mereka dibandingkan dengan versi asli yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan pada 2019.
"Anda sebenarnya dapat mengeluarkan lebih banyak virus dan itulah mengapa lebih menular. Itu masih diselidiki," kata Peacock.