kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.602   0,00   0,00%
  • IDX 8.061   145,40   1,84%
  • KOMPAS100 1.115   24,40   2,24%
  • LQ45 797   24,57   3,18%
  • ISSI 283   1,80   0,64%
  • IDX30 415   14,14   3,53%
  • IDXHIDIV20 470   16,94   3,74%
  • IDX80 124   2,79   2,31%
  • IDXV30 132   3,27   2,54%
  • IDXQ30 132   4,47   3,52%

Akibat Covid-19, penjualan Novartis International melonjak


Selasa, 28 April 2020 / 15:13 WIB
Akibat Covid-19, penjualan Novartis International melonjak
ILUSTRASI. Kantor Novartis. Akibat Covid-19, penjualan Novartis International melonjak. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - ZURICH. Novartis international selaku perusahaan obat-obatan yang berbasis di Swiss melaporkan terjadi peningkatan penjualan pada kuartal I. 

Mengutip dari laman Reuters, Covid-19 menyebabkan terjadinya peningkatan pembelian oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan beberapa pasien mengisi resep untuk dapat memilikinya di periode waktu yang lama.

Baca Juga: Trump: Kami tidak senang dengan China atas penyebaran virus corona

Melihat fenomena tersebut, laba bersih perusahaan naik signifikan. Dilansir dari Reuters, pendapatan perusahaan mencapai di kuartal I US$ 12,3 miliar naik dari periode sama pada tahun lalu hanya US$ 11,1 miliar.

Adapun laba perusahaan naik 16% yakni mencapai US$ 2,2 miliar. Meski begitu, perusahaan memperkirakan hingga pertengahan 2020, penjualan bersih dapat tumbuh 1 digit.

Novartis menegaskan, sejak terjadinya pandemi Covid-19 tidak mengganggu operasional perusahaan. Namun, terjadinya lonjakan pembelian membantu mereka dalam meraup keuntungan pada 3 bulan pertama di tahun ini.

Baca Juga: Kasus corona mereda, Australia akan membuka pantai dan longgarkan pembatasan

Asal tahu saja, sebelumnya Novartis telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat guna menguji obat malaria yang berjenis hydroxychloroquine. Dimana, jenis obat tersebut telah banyak digunakan oleh berbagai negara untuk menangani kasus Corona.




TERBARU

[X]
×