Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Aksi demonstrasi di Turki berlanjut hingga malam keenam.
Melansir Reuters, demonstran antipemerintah di Turki mengatakan mereka berencana untuk terus melakukan aksi demonstrasi hingga tuntutan mereka dikabulkan.
Lantas, apa pemicu aksi demonstrasi ini?
Berdasarkan laporan Reuters, aksi demonstrasi tersebut dipicu oleh pemenjaraan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu pada pekan lalu.
Sejak penangkapan tersebut, ratusan ribu orang telah berkumpul di alun-alun, jalan, dan kampus universitas di seluruh negeri.
Setiap malam mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Erdogan dan menuntut pembebasan, keadilan, dan hak-hak Imamoglu.
Ini menjadi aksi oposisi terbesar dalam satu decade, meskipun terjadi penangkapan massal dan bentrokan dengan polisi.
Pengadilan memenjarakan Imamoglu pada hari Minggu sambil menunggu persidangan atas tuduhan korupsi yang dibantahnya.
Demonstran, partai oposisi, pemimpin Eropa, dan kelompok hak asasi manusia menyebut penahanan Imamoglu, saingan utama Erdogan, sebagai tindakan yang dipolitisasi dan anti-demokrasi.
Baca Juga: Bagian Kelompok Fragile Five Morgan Stanley, Turki Terpuruk Bagaimana Indonesia?
Aksi tersebut dilarang tetapi tetap berlangsung. Hampir seluruhnya berlangsung damai hingga larut malam, hingga kemudian polisi menggunakan pentungan dan semprotan merica sebagai respons terhadap proyektil dan menangkap lebih dari 1.400 orang.
"Saya akan berusaha datang sebanyak mungkin karena pemerintah tidak memberikan keadilan kepada kami," kata seorang mahasiswa di taman Sarachane, Istanbul.
"Saya takut ketika pertama kali datang, mengira kami mungkin akan ditangkap. Tetapi sekarang saya tidak takut," katanya.
Pada protes malam utama di taman balai kota, sebagian besar orang bersorak mendengar pidato para pemimpin oposisi. Sementara yang lain, sekitar 200 meter (650 kaki) jauhnya, telah meneriakkan yel-yel dan berhadapan dengan ratusan polisi antihuru-hara berhelm putih.
Sumber lain juga mengatakan kepada Reuters bahwa mereka memperkirakan akan terus melakukan protes setiap hari meskipun oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) telah mengatakan bahwa Selasa akan menandai hari terakhir aksi yang direncanakan di Sarachane.
Baca Juga: Jaksa Minta Pengadilan Turki Penjarakan Walikota Istanbul Penentang Presiden Erdogan