Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi
Kini, hampir 75% kepemilikan properti Perron berada di sektor ritel, dan 25% adalah properti perkantoran. Sejak 2013, Ia telah dinobatkan sebagai pemilik properti terbesar nomor dua dari kalangan swasta di Australia.
Kepemilikan propertinya ditunjang dengan lini bisnis lainnya di sektor otomotif lewat penjualan Toyota dan hasil tambang. Kini kekayaan Perron ditaksir mencapai US$ 2,2 miliar oleh Majalah Forbes. Ia menduduki orang paling kaya nomor 15 di Australia.
Di usia senja yang menginjak usia 96 tahun, Perron masih gemar menyambangi kantornya. Ia juga gemar menghadiri berbagai acara sosial. "Saya selalu yang tertua di sana, tetapi saya tidak merasa setua tampilan orang lain," kata Perron seperti yang dikabarkan oleh Majalah Forbes.
Selain itu, dia juga masih menyempatkan diri untuk bermain golf. Guna menjaga kesehatan di usia tua, Ia rutin berolahraga mingguan di tempat kebugaran. Di sela waktu luang, Ia masih senang menikmati hobinya yakni memancing.
Meski masuk dalam jajaran salah satu orang tajir di dunia, Perron enggan untuk diwawancara. Selain itu, berada di mata publik tidak pernah menarik baginya. Dia tidak suka berbicara di depan umum. “Saya tidak bisa berdiri dan berbicara di depan orang-orang," kata Perron.
Kegemaran dalam melakukan gerakan sosial sudah dilakoni Perron sejak lama. Bahkan Ia mendirikan Stan Perron Charitable Foundation sejak tahun 1978 untuk menyalurkan jiwa sosialnya. Melalui yayasan amal ini, Perron dan istrinya sudah menyumbangkan sebagian dari pendapatannya untuk gerakan sosial.
Media lokal, Perth Now memberitakan bahwa sudah tidak terhitung jutaan dolar Australia yang disumbangkan oleh yayasan ini. Sudah ratusan berbagai organisasi menerima pendanaan dari organisasinya terutama bagi anak-anak yang sakit maupun penyandang disabilitas. Salah satunya Association for the Blind of Western Australia yang menerima dana sejak 50 tahun terakhir.
(Selesai)