kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alibaba dan Tencent Bersiap Lakukan PHK Besar-Besaran


Kamis, 17 Maret 2022 / 16:02 WIB
Alibaba dan Tencent Bersiap Lakukan PHK Besar-Besaran
ILUSTRASI. Alibaba dan Tencent Bersiap Lakukan PHK Besar-Besaran


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Alibaba Group Holding Ltd dan Tencent Holdings Ltd sedang bersiap untuk memangkas puluhan ribu pekerja dalam putaran PHK terbesar tahun ini.

Dilansir dari Reuters, salah satu sumber yang mengetahui perkiraan rencana perusahaan menyebut, Alibaba belum menentukan target PHK di seluruh grup, perusahaan e-commerce terbesar di China pada akhirnya dapat memangkas lebih dari 15% dari total tenaga kerjanya, atau sekitar 39.000 karyawan.

Tencent, pemilik aplikasi pesan WeChat yang dominan di China, juga berencana untuk memangkas pekerjanya di beberapa unit bisnisnya tahun ini, kata tiga orang yang mengetahui masalah tersebut.

Salah satu dari tiga orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan divisinya, yang menangani bisnis seperti streaming video dan pencarian, akan memangkas 10% hingga 15% dari tenaga kerjanya tahun ini. Sementara Alibaba dan Tencent tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: Pendapatan Alibaba Kuartal Ketiga Tumbuh Paling Lambat Sejak Go Public 2014

Pemutusan hubungan kerja di kedua perusahaan tersebut akan menjadi PHK skala besar pertama sejak regulator China meluncurkan kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya satu setengah tahun yang lalu untuk untuk mengendalikan raksasa internetnya, setelah bertahun-tahun melakukan pendekatan untuk mendorong percepatan pertumbuhan yang tinggi.

Tindakan keras regulasi, dikombinasikan dengan ekonomi yang melambat, telah menyebabkan penurunan penjualan untuk sebagian besar perusahaan internet di negara tersebut.

Jatuhnya harga saham, mempersulit pembiayaan baru, dan ekspansi bisnis jauh lebih sulit di ekonomi terbesar kedua di dunia, memaksa perusahaan seperti Alibaba dan Tencent untuk mencari cara dalam memangkas biaya operasional.

Kata sumber pertama, Alibaba mulai memecat karyawannya bulan lalu. Sumber itu menambahkan bahwa mereka membahas PHK dengan beberapa unit bisnis bulan lalu dan membiarkan mereka menyusun rencana spesifik. Sejak itu, beberapa unit bisnis berkembang pesat.

Baca Juga: Masih Awasi Bisnis Ma, Beijing Minta Perusahaan Negara Laporkan Investasi di Ant

Sementara, sumber kedua mengatakan divisi layanan konsumen lokalnya, Ele.me yang mencakup bisnis pengiriman makanan dan layanan pengiriman, pemetaan bahan makanan lainnya, bermaksud untuk memangkas sebanyak 25% dari tenaga kerjanya.

Unit streaming video perusahaan Youku, juga merencanakan pemutusan hubungan kerja. Itu termasuk rencana untuk memecat tim yang bertanggung jawab memproduksi pertunjukan untuk anak-anak.

Alibaba pada bulan Februari melaporkan pertumbuhan pendapatan kuartalan paling lambat sejak go public pada tahun 2014, terpukul oleh penurunan penjualan di segmen bisnis inti dan persaingan yang semakin ketat. Sahamnya telah anjlok lebih dari 60% sejak awal tahun lalu.

Perusahaan telah berada di bawah tekanan sejak akhir 2020 ketika pendiri miliarder Jack Ma secara terbuka mengkritik sistem peraturan China pada akhir 2020, memicu serangkaian insiden yang membuat Beijing menampar perusahaan dengan denda US$ 2,8 miliar dan memperkenalkan serangkaian aturan baru untuk industri internetnya.

Alibaba, yang jumlah total pegawainya lebih dari dua kali lipat menjadi 251.462 pada tahun lalu dari 2019. Salah satu sumber mengatakan, karyawan di Alibaba Cloud belum diberitahu tentang PHK.

Baca Juga: Tencent Mengantongi US$ 3 Miliar dari Penjualan 2,6% Saham Pemilik Shopee

Sementara itu, menurut sumber yang mengetahui rencana Tencent, PHK perusahaan juga akan dimulai di bisnis yang kurang menguntungkan atau merugi seperti Tencent Video dan Tencent Cloud.

Pada pertemuan di Tencent pada akhir 2021, CEO Ma Huateng mengatakan kepada karyawan bahwa perusahaan harus bersiap untuk "musim dingin," menurut dua sumber lainnya. Ini memicu rasa tidak aman di antara beberapa staf tentang pekerjaan mereka.

Menurut laporan sementara tahun 2021, Tencent memiliki 94.182 karyawan pada Juni tahun lalu, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 70.756 karyawan.

Baca Juga: Tencent dan Alibaba Keluar dari 10 Pemain Teknologi Terbesar Akibat Aksi Keras China

Perusahaan ride-hailing terbesar di China Didi Global (DIDI.N), juga berencana untuk mengurangi jumlah karyawannya sebanyak 15% karena operasi domestik terpengaruh oleh tindakan keras tersebut.

Didi, yang telah berada di bawah penyelidikan keamanan siber setelah IPO senilai US$ 4,4 miliar di New York tahun lalu, bertujuan untuk menyelesaikan PHK pada akhir Maret, kata sumber tersebut. Didi tidak segera menanggapi permintaan komentar.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×